
Depok –
Salah satu bus yang mengangkut rombongan pelajar dan guru SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat, hingga menyebabkan 11 orang tewas. Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) yang menaungi SMK Lingga Kencana Depok mengaku sempat mendengar keluhan soal bus tersebut.
Pembina YKS, Mawardhi, mengatakan dia mendengar keluhan soal bus itu dari siswa yang merupakan teman cucunya. Dia mengatakan siswa itu mengeluhkan kondisi bus, termasuk AC yang tidak menyala dan ban sudah tidak bagus.
“Kebetulan ada cucu saya, dia sahabat dari peserta yang perpisahan itu. Dia melihat, ‘Aduh saya dapat mobil yang sedikit beda’, ternyata terjadi hal itu. Ya katanya kelihatannya ban sudah kurang bagus, AC-nya nggak jalan juga,” ujar Mawardhi di SMK Lingga Kencana, Minggu (12/5/2024).
Mawardhi juga mengaku sempat mendengar bus itu mogok di tengah perjalanan. Dia mengatakan bus itu kemudian diperbaiki dan melanjutkan perjalanan lagi.
“Sebelum kejadian itu, sempat mogok. Kemudian, diperbaiki teknisinya dan jalan lagi sehingga mobil yang bertiga itu, mereka yang terakhir,” katanya.
Mawardhi juga mengatakan ada cerita siswa yang makan sambil gelap-gelapan di dalam bus. Dia mengatakan mengatakan keluhan itu menunjukkan kondisi bus yang tidak bagus.
“(Lampu mati) Infonya seperti itu, saya juga tidak jelas. Apakah berhenti di tempat makan atau tidak, info itu dia sampaikan kepada keluarga bahwa saat ini sedang dalam perjalanan pulang. Tetapi sebelum kejadian itu dia sempat makan, memang lampunya itu kurang terang, gelap, lampu di mobil. Mungkin dia itu makan di mobil. Jadi kurang bagus berarti,” ucapnya.
Bus Tak Berizin
Kecelakaan itu terjadi pada Sabtu (11/5), sekitar pukul 18.45 WIB. Kecelakaan itu terjadi di Ciater, Subang, saat rombongan pelajar dan guru SMK Lingga Kencana hendak kembali ke Depok seusai acara perpisahan. Total, ada tiga bus yang mengangkut siswa dan guru.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengatakan status uji kelayakan bus itu telah kedaluwarsa sejak akhir 2023. Bus yang mengalami kecelakaan itu juga tidak memiliki izin angkutan.
“Saat ini Ditjen Hubdat telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk terus melakukan investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut. Adapun pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala telah kedaluwarsa sejak 6 Desember 2023,” kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal, dalam keterangan kepada wartawan, Sabtu (11/5).
Aznal bus diduga oleng hingga menabrak sepeda motor dari arah berlawanan. Ditjen Hubdat Kemenhub mengatakan kecelakaan itu diduga akibat bus mengalami rem blong.
“Bus tiba-tiba oleng ke arah kanan dan menabrak sepeda motor yang berada di jalur berlawanan dan bahu jalan sehingga bus terguling. Kecelakaan tersebut diduga karena adanya rem blong pada bus,” jelas Aznal.
Polisi juga mengatakan bus diduga mengalami rem blong. Polisi menyatakan tidak ada jejak rem di TKP kecelakaan.
Simak Video: Warga Gelar Doa-Salat Gaib di TKP Kecelakaan Bus Maut di Subang
[Gambas:Video 20detik]
(haf/haf)