
Jakarta –
Eks Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal menyambangi kantor Kementerian ATR/BPN siang ini. Dino diketahui hendak bertemu dengan Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dino tiba di kantor Kementerian ATR/BPN pada Kamis (18/4/2024), sekitar pukul 10.54 WIB, mengenakan kemeja batik bernuansa hitam abu-abu. Dino langsung masuk ke ruang pertemuan.
“Besok InsyaAllah jam 11 pagi saya akan diterima Menteri ATR/BPN @AgusYudhoyono, di mana saya akan berbagi pengalaman dan pelajaran sebagai korban yang pernah melawan mafia tanah. Semoga bermanfaat dan dapat membantu korban-korban yg lain,” cuit Dino di akun X-nya, Rabu (17/4).
Sebagaimana diketahui, setelah dilantik sebagai menteri, AHY memang bertekad memberantas mafia tanah. Dia mengatakan ingin menegakkan aturan yang adil bagi seluruh masyarakat soal mafia tanah.
Dino Patti Djalal Korban Mafia Tanah
Kasus mafia tanah Ibu Dino Patti Djalal, Zurni Hasyim Djalal, ramai diberitakan. Kasus ini ditangani Polda Metro Jaya.
Total 15 tersangka ditangkap dari 3 laporan polisi yang dilayangkan keluarga Dino Patti Djalal. Kapolda Metro Jaya kala itu, Komjen Fadil Imran (kini Kabaharkam Polri), mengatakan dari tiga laporan polisi (LP) tersebut, masing-masing terdapat 5 tersangka.
Dalam konferensi pers yang digelar di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (19/2/2021), dijelaskan 15 tersangka memiliki peran masing-masing. Yang pertama adalah aktor intelektual.
“Kemudian ada yang bertindak selaku pihak yang menyiapkan sarana dan prasarana,” kata Fadil.
Yang ketiga, ada yang berperan sebagai figur, dalam arti mengaku sebagai pemilik atas tanah dan bangunan.
“Yang keempat adalah ada yang berperan sebagai staf PPAT (pejabat pembuat akta tanah) dan ada yang bertindak sebagai figur pemilik sertifikat tanah,” terang Fadil.
Dari 15 tersangka yang telah diamankan tersebut, salah satunya Fredy Kusnadi. “Khusus terkait Saudara FK, tadi pagi tim penyidik telah melakukan penangkapan di Kemayoran karena telah ditemukan dua alat bukti keterlibatan yang bersangkutan dalam kelompok mafia tanah tersebut,” ungkap mantan Kapolda Jawa Timur ini.
(ond/aud)