
Jakarta –
China semakin memperkuat angkatan lautnya. Foto satelit baru dari Maxar menunjukkan, China saat ini diduga tengah mengembangkan kapal induk nuklir raksasa yang akan menandingi kapal induk Amerika Serikat terbesar.
Kemungkinan, itu adalah kapal induk China generasi selanjutnya yang disebut Type 004. Satelit merekam fasilitas pembangunan kapal di Dailan, China, sedang membuat kapal tersebut atau prototipenya. Pakar menilai desain kapal itu baru, tidak seperti kapal induk China sebelumnya.
Tiga kapal induk China sebelumnya hanya punya kapasitas meluncurkan jet tempur dari tiga bagian di dek kapal. Sementara kapal induk super terbarunya yaitu Fujian yang adalah Type 003, punya 3 sistem ketapel elektromagnetis untuk menerbangkan jet tempur.
Nah, Type 004 itu diduga bisa meluncurkan jet dari 4 bagian di dek penerbangan kapal. Jika benar, China tampaknya mulai berusaha menandingi AS yang punya 11 kapal induk super yang juga dapat meluncurkan pesawat dari 4 lokasi di dek.
“Kami rasa mereka ini menguji peralatan dan layout untuk kapal induk Type 004 yang akan datang,” cetus Michael Duitsman, periset di James Martin Center for Nonproliferation Studies yang dikutip detikINET dari NBC, Selasa (18/3/2025).
Menurutnya, konsensus umum menduga kapal induk baru itu akan punya 4 sistem ketapel yang memungkinkan lebih banyak pesawat bisa diluncurkan. Kemampuan itu menyamai kapal induk AS yang tercanggih seperti USS Gerald R Ford.
Nah, untuk mengakomodasi empat ketapel, kapal induk tersebut seharusnya lebih besar daripada kapal induk Fujian, menyamai tonase kapal induk AS dan ditenagai dengan reaktor nuklir.
Citra satelit fasilitas di Dalian menunjukkan prototipe dengan dua lintasan atau parit. “Lintasan ini jelas terkait dengan ketapel. Namun, ini bukanlah kapal induk yang sebenarnya sedang dibangun. Sebaliknya, yang ditunjukkan adalah galangan kapal sedang bersiap memproduksi kapal induk,” kata HI Sutton, analis angkatan laut independen.
China belum mengakui sedang mengembangkan kapal induk super. Liu Pengyu, jubir kedutaan besar di Washington hanya mengatakan kebijakan pertahanan nasional negaranya murni bersifat defensif. “China selalu berpegang pada strategi pertahanan diri dan tidak terlibat dalam perlombaan senjata dengan negara lain mana pun,” katanya.
Ni Lexiong, seorang analis militer yang di Shanghai, menilai China takkan kesulitan membuat satu atau dua kapal induk bertenaga nuklir, meskipun ia mempertanyakan apakah kapal induk semacam itu masih diperlukan di era AI.
“Kapal induk tanpa awak yang berfokus pada serangan drone dapat menjadi senjata utama angkatan laut masa depan,” katanya.
(fyk/fay)