
Garut –
Gelak tawa dan wajah ceria anak-anak menghiasi Kampung Tegalawi, Sukamukti, Sukawening, Garut, Jawa Barat setiap sore di bulan Ramadan. Bukan hanya bermain, anak-anak diajak meningkatkan literasi lewat ‘Ngabuburead’.
Adalah puluhan pemuda, yang tergabung ke dalam komunitas Paguyuban Tegalawi, yang menginisiasi program Ngabuburead. Ngabuburead adalah gabungan kata ngabuburit atau menunggu waktu berbuka puasa dan read atau baca dalam Bahasa Inggris.
Seperti makna dalam namanya, dalam kegiatan itu, para pemuda mengajak anak-anak membaca sambil menunggu waktu berbuka. Komunitas Tegalawi berharap dengan ngabuburead itu anak-anak menanti waktu berbuka dengan cara berbeda sekaligus menambah wawasan literasi.
Beragam buku bacaan dikenalkan kepada para bocah. Mulai dari buku cerita, hingga sejarah, semuanya ada. Di sela-sela membaca, para pemuda menyisipkan beragam ilmu bermanfaat bagi anak-anak, khususnya ilmu keagamaan.
Gelak tawa dan canda bahagia, terpampang dari wajah para bocah ini. Sebab, selain bisa bermain dan menunggu waktu berbuka dengan cara yang asyik, mereka juga mendapatkan ilmu pengetahuan baru dari para pemuda-pemudi di sana.
Ngabuburead, adalah satu dari segudang karya para pemuda desa, di Kampung Tegalawi. Gangan Saepul Azhar, sang inisiator bercerita, jika Paguyuban Tegalawi merupakan wujud pengabdian para pemuda untuk desa tercinta.
“Komunitas ini berdiri sejak tanggal 7 Januari 2018. Ini adalah bentuk pengabdian kami kepada masyarakat,” kata Gangan saat berbincang dengan detikJabar, Minggu, (17/3/2025).
Ide Pemuda Masjid
Komunitas ini, awalnya adalah para pemuda masjid. Mereka tertarik untuk memiliki perkumpulan yang bermanfaat bagi masyarakat. Saat ini, ada 25 orang remaja setempat yang bergabung ke dalam komunitas.
Ide awalnya, Gangan melihat banyaknya pemuda di kampung. Mereka dianggap punya beragam potensi, tapi tidak terwadahi. Paguyuban Tegalawi kemudian muncul sebagai harapan. Meskipun tanpa imbalan, para pemuda bebas berekspresi di sana.
“Kita sekarang punya beberapa program. Selain taman baca, ada juga program bersih-bersih lingkungan, tim sepak bola, program kewirausahaan, sampai Posyandu Remaja,” katanya.
Seluruh program yang digerakkan, kata Gangan, berkaca pada permasalahan sosial yang ada di kampungnya. Seperti dalam program kewirausahaan, para pemuda berupaya untuk membantu UMKM di kampungnya naik kelas.
“Sesederhana kita buatkan kemasannya, kemudian kita bantu pemasarannya baik secara langsung maupun melalui media sosial,” ungkap Gangan.
Gerakan yang digagas Paguyuban Tegalawi ini, mulai dilirik oleh pemerintah daerah. Mereka banyak mendapatkan bantuan seperti buku, hingga kerjasama dengan fasilitas kesehatan untuk menjalankan programnya. Mereka juga diketahui sempat diganjar penghargaan oleh Pj Bupati Garut Barnas Adjidin tempo hari.
“Kami ingin bermanfaat bagi masyarakat. Bagi para pemuda yang bergabung juga, banyak manfaat. Di sini, mereka bisa melatih kemampuan diri, memperkuat mental, menambah wawasan dan relasi serta bermanfaat bagi masyarakat,” pungkas Gangan.
***
Artikel ini sudah lebih dulu tayang di detikjabar. Selengkapnya klik di sini.
(fem/fem)