
Jakarta –
Artificial intelligence (AI) kini terus berkembang dan berpengaruh terhadap masa depan periklanan digital. Pemanfaatannya membuat targeting audiens menjadi real-time dan sangat spesifik.
Meski begitu, masih banyak pengiklan yang kesulitan untuk mengoptimalkan anggaran dan menjangkau audiens yang tepat di waktu yang akurat. Groundhog DSP hadir untuk menyiasati kendala ini lewat teknologi Dynamic Keyword Targeting (DKT) yang dukung sistem kecerdasan buatan. Sehingga dapat mengubah cara brand terhubung dengan konsumen.
Teknologi DKT dari Groundhog DSP melampaui prediksi kebanyakan orang dengan menggunakan machine learning untuk menganalisis perilaku browsing secara real-time serta menemukan minat konsumen yang tersembunyi. Pendekatan ini memungkinkan pengiklan untuk menjangkau audiens yang lebih luas namun tetap relevan dengan akurasi yang tinggi.
Periklanan berbasis kata kunci konvensional bergantung pada tebakan para pengiklan tentang apa yang dicari konsumen. Namun dengan tekonlogi DKT, sistem bisa mengidentifikasi koneksi yang akan luput dari metode konvensional.
Sebagai contoh, sebuah kampanye mengungkapkan bahwa konsumen yang tertarik dengan “produk ramah lingkungan” juga menunjukkan keterlibatan yang kuat dengan “ortodonti”. Korelasi seperti ini mungkin tidak bisa dilihat dari cara targeting konvensional sebelumnya.
“Dengan membuka koneksi tersembunyi ini, DKT membantu brand dan bisnis untuk memperluas jangkauan dan menyampaikan iklan yang sangat relevan kepada audiens yang terlibat, bahkan ketika pencarian mereka tidak mengikuti pola konvensional,” kata David Chiou, CEO dan pendiri Groundhog Inc, dalam keterangan yang diterima detikINET.
Sejak IPO pada Januari 2024, Groundhog Technologies telah memperluas fokusnya pada periklanan digital berbasis AI. Mobility Intelligence Platform dari Groundhog mengolah petabyte data telekomunikasi untuk memungkinkan programmatic ads yang sangat bertarget.
Sementara itu, platform MI-DSP menggunakan machine learning untuk mengoptimalkan penawaran iklan real-time. Dengan begitu, pengiklan akan terbantu dalam membuat keputusan yang didukung data untuk mendorong engagement.
(asj/asj)