
Jakarta –
Para pegawai kereta api di Belgia mogok kerja selama sembilan hari. Layanan transportasi lumpuh.
Pemogokan pegawai untuk menuntut reformasi pensiun itu dimulai pada tanggal Jumat, (21/2/2025) dan berlangsung hingga 2 Maret. Melansir Euro Weekly News, Jumat (28/2) kini warga Belgia bisa sedikit lega karena sejumlah kereta mulai beroperasi kembali.
Tetapi, karena ada perubahan frekuensi operasional kereta, situasi itu menyebabkan gangguan yang signifikan. Termasuk, kemacetan lalu lintas di berbagai jalanan.
Layanan kereta api alternatif yang tersedia saat ini bervariasi setiap harinya, tergantung pada jumlah staf yang terlibat dalam aksi mogok kerja. Ya, karena staf yang mogok kerja berbeda kelompok maka pelayanan juga berubah-ubah setiap hari.
Pada Rabu dan Kamis, petugas kereta api yang melakukan pemogokan, sedangkan pada Senin dan Selasa, masinis, sebagai kelompok utama, yang melakukan mogok kerja.
Pada Rabu, layanan alternatif mengoperasikan sekitar setengah dari kereta Inter-City (IC), yang menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan operasional Senin dan Selasa.
Kereta IC itu menghubungkan kota-kota besar dengan hanya beberapa pemberhentian di stasiun-stasiun utama. Sekitar 40% kereta suburban (S) dan lokal (L) juga akan beroperasi, yang lebih baik dibandingkan dengan hanya satu dari tiga kereta yang berjalan pada awal minggu ini.
Namun, kereta yang beroperasi pada jam sibuk (kereta peak/P) tidak akan beroperasi sama sekali, melanjutkan pola yang terjadi sejak awal pemogokan. Layanan kereta pada hari Kamis diperkirakan akan serupa dengan hari Rabu, dengan setengah dari kereta IC yang beroperasi, sekitar 40% kereta S dan L, dan tidak ada kereta P yang beroperasi.
Operator kereta api nasional Belgia, SNCB, menyarankan para penumpang untuk memeriksa informasi perjalanan terbaru melalui situs web atau aplikasi mereka sebelum melakukan perjalanan.
Pemogokan tersebut diorganisir oleh dua serikat pekerja kereta api kecil sebagai bentuk protes terhadap beberapa kebijakan pemerintah, seperti kenaikan usia pensiun untuk pekerja kereta api, penutupan stasiun-stasiun kecil, serta pengurangan atau penghapusan bonus untuk kerja malam dan kerja di hari Minggu.
Menteri Mobilitas Federal, Jean-Luc Crucke, telah bertemu dengan dua serikat pekerja utama untuk membahas isu-isu tersebut. Proses perundingan diperkirakan akan terus berlangsung selama beberapa bulan mendatang.
Kelompok kerja akan menganalisis dan merundingkan setiap usulan kebijakan, serta berupaya mencari solusi yang dapat mengurangi frekuensi pemogokan di masa depan.
Melalui Instagram, KBRI di Brussells meminta WNI yang ada di sana berhati-hati. “Sehubungan dengan meningkatnya kerawanan keamanan di Kota Brussel dan Antwerp sebagai dampak dari perselisihan antar kelompok kriminal, KBRI Brussel menghimbau agar WNI di Belgia senantiasa waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di area publik,” keterangan KBRI.
“Kami juga menghimbau WNI untuk menghindari kerumunan massa untuk sementara waktu, dan mengikuti perkembangan informasi dari media lokal dan pemerintah setempat. Apabila terjadi kondisi darurat atau membutuhkan bantuan, anda dapat menghubungi hotline KBRI Brussel di nomor +32 478 95 72 14 atau Kantor KBRI di nomor +32 277 50 120,” begitulah pengumuman yang diberikan.
(upd/fem)