
Jakarta –
Traveling saat ramadan memang masih dilakukan oleh sebagian orang. Jika traveler melakukannya di dalam negeri maka destinasi-destinasi ini patut untuk diperhitungkan.
Dihimpun detikTravel, Senin (24/2/2025), destinasi wisata religi ini memang sangat kental dalam cerita peradaban perkembangan muslim di Indonesia. Traveler dapat menimba ilmu pengetahuan dan ketenangan ketika berada di sana.
Berikut rekomendasi aneka destinasi wisata religi untuk dikunjungi di bulan Ramadan nanti:
Menengok perkembangan pembangunan Museum Islam Nusantara Hasyim Asyari (MINHA) di Jombang, Jawa Timur Foto: Enggran Eko Budianto/detikTravel
|
1. Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari (Minha) di Jombang
Wisatawan disuguhi ratusan bukti sejarah masuknya Islam ke nusantara abad 11-19 masehi.
Minha terletak di kawasan Wisata Religi Makam Gus Dur, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang. Bangunan museum tiga lantai ini berdiri di lahan Pemkab Jombang seluas 4,9 hektare.
Asisten Edukator Minha Devan Firmansyah mengatakan, museum Islam ini dibuka gratis setiap hari pukul 08.30-15.30 WIB sejak 10 Juni 2022. Terdapat tim guide berjumlah 3 orang yang siap melayani para wisatawan.
Minha sendiri tidak jauh dari makam Presiden RI Keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan keluarganya di Ponpes Tebuireng. Oleh sebab itu, pengunjung Minha biasanya peziarah yang mampir setelah dari makam.
![]() |
2. Indonesian Islamic Art Museum Lamongan
Bagi traveler yang melakukan ziarah Walisongo terutama ke makam Sunan Drajat dan Sunan Bonang, jangan lupa untuk mampir ke Indonesian Islamic Art Museum.
Indonesian Islamic Art Museum merupakan wisata religi yang terletak di Wisata Bahari Lamongan, Jl. Raya Paciran (Ex. Tanjung Kodok) Lamongan. Museum yang baru dibuka pada 28 Desember 2017 ini menyajikan berbagai koleksi benda-benda bersejarah Islam terlengkap.
Indonesian Islamic Art ini menyajikan benda-benda bersejarah dari kerajaan Islam di Indonesia, seperti Samudra Pasai, Aceh, Mataram Islam, Gowa Talu, Demak dan masih banyak lainya.
Ada pula berbagai kitab-kitab kuno karangan Walisongo yang usianya sudah lebih dari seribu tahun. Tidak hanya itu, Indonesian Islamic Art Museum juga mendatangkan artifak islam dari berbagai kerajaan Islam dunia, seperti Ottoman Turki, Mughal India, dan kedinastian China.
![]() |
3. Masjid Menara Kudus Al-Aqsa
Masjid Menara Kudus merupakan salah satu masjid bersejarah yang terletak di Kudus, Jawa Tengah. Masjid ini dibangun oleh Sunan Kudus, tokoh wali songo yang menyebarkan Islam di Jawa.
Masjid Menara Kudus ini bukan hanya memiliki banyak nilai sejarah, tapi juga terkenal dengan arsitekturnya yang unik. Berikut sejarah Masjid Menara Kudus dan keunikannya.
Dikutip dari buku Masjid yang ditulis oleh Teguh Purwantari, Masjid Menara Kudus, yang memiliki nama resmi Masjid Al-Aqsa Menara Kudus, terletak di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Masjid ini didirikan pada tahun 1549 M atau 956 H oleh salah satu anggota wali songo, yaitu Sunan Kudus (Raden Ja’far Shadiq).
![]() |
4. Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal Jakarta
Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQMI) adalah dua museum yang terpadu sebagai satu kesatuan yang saling terkait. Bayt Al-Quran menggambarkan Al-Quran sebagai kitab suci dan sumber petunjuk bagi manusia, sedangkan Museum Istiqlal menggambarkan perwujudan pelaksanaan nilai-nilai Qur’ani dalam kehidupan dan budaya umat Islam di Nusantara.
Diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 April 1997, kedua museum ini hadir dalam upaya meningkatkan kecintaan, pemahaman dan pengamalan Al-Qur’an di masyarakat. BQMI ingin menampilkan makna dan citra ajaran Islam dan budaya bangsa Indonesia yang bersifat terbuka, dinamis dan toleran, yang memperkaya khazanah kebudayaan Islam dunia.
Bayt Al-Qur’an menyimpan dan menampilkan berbagai khazanah Al-Qur’an, mulai dari mushaf Al-Qur’an manuskrip (naskah tulisan tangan), mushaf Al-Qur’an cetakan, mushaf Al-Qur’an braille, Al-Qur’an isyarat, beragam terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa daerah dan bahasa asing, beragam manuskrip tafsir Al-Qur’an, dan khazanah budaya Qur’ani lainnya.
![]() |
5. Masjid Cheng Ho Pasuruan
Masjid Cheng Ho di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, merupakan salah satu masjid unik bergaya Tiongkok. Masjid ini didirikan sebagai penghormatan kepada Laksamana Cheng Ho, seorang penjelajah Muslim Tiongkok.
Masjid ini berlokasi di Jalan Raya Kasri No. 14, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan itu, sekitar 56 kilometer dari Kota Surabaya. Lokasinya sangat strategis karena terletak di jalur utama Surabaya-Malang yang ramai.
Lingkungan sekitar masjid dikelilingi oleh pepohonan rindang dan taman yang tertata rapi. Suasana tenang dan udara segar memberikan kenyamanan bagi para jamaah dan pengunjung.
Bangunan Masjid Cheng Ho mengadopsi arsitektur khas Tiongkok dengan dominasi warna merah dan hijau. Atap masjid berbentuk melengkung dengan ornamen naga yang menghiasi sudut-sudutnya.
Masjid ini dibangun pada tahun 2008 oleh masyarakat Tionghoa Muslim setempat. Pembangunan masjid ini terinspirasi oleh semangat toleransi dan persatuan yang dibawa Cheng Ho.
6. Makam Wali Songo
Wali Songo menjadi sosok yang berpengaruh menyebarkan agama Islam. Mereka berdakwah dari Cirebon, Demak, Kudus, Muria, Lamongan, Gresik hingga Surabaya.
Mengutip buku Sejarah Wali Songo yang ditulis Zulham Farobi, Walisongo merupakan nama dewan dakwah atau dewan mubaligh, pergi atau wafat maka akan diganti oleh wali lainnya.
Era Wali Songo adalah era berakhirnya dominasi budaya Hindu-Budha di Nusantara, lalu diganti dengan kebudayaan Islam.
Wali Songo juga disebut dengan simbol penyebaran Islam di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Peranan mereka sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa juga pengaruhnya kepada kebudayaan masyarakat luas serta dakwah secara langsung.
![]() |
7. Makam Syaikhona Kholil Bangkalan
Makam Syaikhona Kholil yang ada di Bangkalan, Madura. Makam ini menjadi salah satu destinasi wisata religi yang tidak pernah sepi pengunjung.
Syaikhona Muhammad Kholil merupakan salah satu ulama besar yang berasal dari Bangkalan, Madura. Beliau lahir pada tanggal 25 Mei tahun 1835. Tanggal beliau lahir ini bertepatan dengan 9 Shafar 1252 Hijriah.
Syaikhona mendapatkan gelar ini karena beliau dianggap memiliki derajat ilmu yang tinggi. Syaikhona Kholil hingga saat ini sering disebut sebagai bapak pesantren Indonesia.
(msl/wsw)