
Kathmandu –
Seorang wisatawan asal Inggris meninggal dunia akibat cedera parah yang dialaminya saat melakukan trekking di kawasan Pegunungan Himalaya.
Pria tersebut yang sedang melakukan pendakian singkat menuju kaki Pegunungan Dhauladhar di India Utara bersama turis Inggris lainnya, terjatuh saat turun gunung pada Minggu malam (16/2/2025).
Dilansir dari The Guardian, Sabtu (22/2) pendaki itu kemudian dibawa turun menggunakan tandu dalam kondisi saat ditemukan dengan cedera pada tulang rusuk. Namun, setibanya di rumah sakit pada Senin pagi, ia dinyatakan meninggal dunia.
Polisi setempat melaporkan bahwa kedua turis tersebut yang diperkirakan berusia 27 tahun, tidak menyadari adanya larangan pendakian di wilayah dataran tinggi selama musim dingin.
Kedua turis itu tiba di Dharamshala pada hari Jumat dan pada hari Minggu memulai perjalanan trekking dari Dharamkot menuju Triund, jalur populer sepanjang 6 kilometer yang membawa pendaki menuju ketinggian kurang dari 3.000 meter di atas permukaan laut dalam satu hari.
Situs pariwisata setempat menggambarkan perjalanan tersebut sebagai pendakian yang mudah untuk pemula (dengan kondisi fisik baik). Tim penyelamat dari Himachal Pradesh bergegas menuju lokasi setelah menerima panggilan darurat di hari kejadian pada pukul 18.00 waktu setempat.
“Tim memulai perjalanan mereka dari Proyek Pembangkit Listrik Thantri dan setelah mencapai Kafe Dritto, diberitahu bahwa para korban berada 4 kilometer lebih jauh di atas bukit di medan yang sangat sulit,” jelas pihak kepolisian di sana.
“Setelah empat jam perjalanan pendakian, tim menemukan korban pada pukul 22.30 dengan satu pendaki dalam kondisi kritis. Mereka mengamankan pendaki yang kritis itu ke atas tandu dan memulai pendakian yang menantang bersama dengan rekan pendakinya,” lanjut penjelasan itu.
Medan yang berat dan beberapa penyeberangan sungai membuat perjalanan turun gunung berjalan sangat lambat. Tim penyelamat hanya berhasil menempuh jarak 100 meter dalam waktu hampir dua jam.
Pada Senin paginya, tim yang kelelahan meminta bantuan dan tim penyelamat tambahan dikirim untuk memberikan dukungan. Setelah lebih dari 20 jam perjalanan turun gunung, pendaki yang kritis dibawa dengan ambulans ke rumah sakit pada pukul 17.00 waktu setempat, namun sayangnya ia dinyatakan meninggal dunia.
Identitas korban belum diumumkan secara resmi. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris menyampaikan bahwa pihaknya sedang memberikan bantuan kepada keluarga korban dan berkoordinasi dengan pihak berwenang setempat.
Hal serupa juga pernah terjadi pada bulan Oktober tahun lalu, ketika seorang pendaki Inggris bernama Fay Manners dan rekannya dari Amerika Serikat, Michelle Dvorak, juga diselamatkan dari Himalaya setelah makanan, tenda, dan peralatan mereka terseret longsoran batu.
Mereka berhasil mengirimkan pesan SOS dan bertahan selama dua malam dalam kondisi beku sebelum akhirnya dievakuasi.
(upd/wsw)