
Jakarta –
Injourney Tourism Development Corporation (ITDC) dan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) akan menyulap Bukit Seger di dekat Sirkuit Mandalika, Lombok sebagai tribun resmi. Menariknya, harga tiketnya hanya Rp 25 ribu. Berapa kapasitas penontonnya?
Chief Executive Officer (CEO) MGPA, Priandhi Satria mengatakan, kuota penonton untuk ‘tribun baru’ di Bukit Seger hanya 5-6 ribu orang sehari. Nantinya, pihaknya akan membangun kursi sederhana menggunakan bahan bambu. Selain itu, permukaan bukit akan dibuat berundak seperti tangga.
“Kuotanya 5-6 ribuan sehari. Kita sedang diskusi dengan pengelola bukit soal win-win-nya bagaimana. Intinya kita kasihan sama penonton karena nonton terbuka dan gak resmi, kita mau gelangkan supaya resmi dan tercatat,” ujar Priandhi saat ditemui detikOto di Kemayoran, Jakarta Pusat.
“Kita pingin bikin (tribun) yang ala ala masyarakat, mungkin pakai bambu buat bangku atau turunan bukitnya kita potong jadi tempat duduk,” tambahnya.
Bukit Seger di depan tikungan 10 Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, NTB. (Ahmad Viqi/detikBali) Foto: Bukit Seger di depan tikungan 10 Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, NTB. (Ahmad Viqi/detikBali)
|
Tribun Bukit Seger di Sirkuit Mandalika kurang lebih sama dengan K2 Hillstand di Sirkuit Sepang, Malaysia. Hanya saja, di Mandalika, lokasinya lebih tinggi dan jauh lebih indah.
Direktur Teknik dan Operasi Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Samsul Purba mengatakan, ada banyak masyarakat setempat yang mau menyaksikan langsung MotoGP, namun terhalang dana. Itulah mengapa, dia membuka tribun di Bukit Seger dengan harga tiket terjangkau.
“Bukit Seger ini tahun ini rencananya kita buka untuk penonton dengan harga terjangkau. Alasannya karena tiga tahun balapan di sana, banyak masyarakat Lombok yang mau nonton tapi tak mampu menjangkau harga tiket,” kata Samsul di lokasi yang sama.
Samsul berharap, dengan dibukanya tribun baru di Bukit Seger, ada lebih banyak masyarakat setempat yang bisa menyaksikan langsung kejuaraan dunia tersebut. Dia memastikan, tiket yang dibeli hanya untuk uang kebersihan.
“Dari sisi kesiapan, Buki Seger sehari-hari memang dipakai temen-temen di situ. Itu kan jadi spot foto paling favorit karena langsung menghadap tikungan ke-10,” kata dia.
(sfn/din)