![](https://i2.wp.com/awsimages.detik.net.id/api/wm/2025/02/12/cap-go-meh-di-kelenteng-eng-an-kiong-malang_169.jpeg?wid=54&w=650&v=1&t=jpeg&w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jakarta –
Cap Go Meh, puncak perayaan tahun baru Imlek, jatuh pada 12 Februari 2025. Tradisi ini melambangkan kebahagiaan dan berbagi.
Cap Go Meh merupakan salah satu tradisi penting bagi masyarakat Tionghoa. Kapan perayaan Cap Go Meh?
Perayaan Cap Go Meh bisa dibilang sebagai puncak dari rangkaian Tahun Baru Imlek yang berlangsung selama 15 hari. Kata “Cap Go Meh” berasal dari dialek Hokkien, yang berarti malam ke-15.
Perayaan ini memiliki makna mendalam sebagai simbol kebahagiaan dan berbagi dengan sesama. Tahun 2025, Cap Go Meh akan jatuh pada 12 Februari 2025. Tanggal ini dihitung berdasarkan Tahun Baru Imlek yang pada 2025 dimulai pada 29 Januari.
Perayaan Cap Go Meh tidak hanya dilakukan di China, tetapi juga di berbagai negara, termasuk Indonesia. Setiap daerah memiliki tradisi khas dalam memperingati hari spesial ini, seperti arak-arakan barongsai, festival lampion, hingga penyajian makanan khas seperti lontong Cap Go Meh dan mi panjang umur.
Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, perayaan Cap Go Meh juga memiliki filosofi mendalam. Terdapat delapan nilai kebajikan yang dijunjung tinggi dalam perayaan ini.
Delapan nilai kebijakan itu, yakni kesetiaan, integritas, kesopanan, kebenaran moral, kehormatan, bakti, kebajikan, dan kasih sayang. Nilai-nilai ini menjadi pedoman dalam kehidupan masyarakat Tionghoa yang tetap lestari hingga kini.
Saat bertanya kapan perayaan Cap Go Meh, tidak lupa juga dengan salah satu tradisi yang paling mencolok dalam perayaan ini yaitu festival lampion. Jalan-jalan dihiasi dengan lentera merah yang melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan. Selain itu, ada pula pertunjukan barongsai yang dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.
Dalam sejarahnya, perayaan Cap Go Meh memiliki beberapa versi asal-usul. Salah satu cerita menyebutkan bahwa festival ini bermula dari zaman Kaisar Ming dari Dinasti Han, yang memperkenalkan tradisi menyalakan lentera sebagai bentuk penghormatan terhadap Buddha.
Ada juga legenda tentang Kaisar Jade yang murka karena burung bangau kesayangannya terbunuh, tetapi warga desa berhasil menyelamatkan diri dengan menyalakan lentera dan kembang api, dan membuat Kaisar Jade percaya bahwa desanya sudah terbakar.
Itulah jawaban terkait kapan Cap Go Meh. Cap Go Meh bukan sekadar perayaan biasa, tetapi juga warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai kehidupan. Dengan berbagai tradisi yang penuh makna, perayaan ini menjadi salah satu momen paling dinantikan setiap tahunnya oleh masyarakat Tionghoa dan peranakan di Indonesia.
(msl/fem)