Di tengah hiruk pikuk kawasan industri sepatu Cibaduyut, Bandung, berdiri dengan tegak pondok pesantren yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat setempat.
Pondok Pesantren Nurul Iman, demikian namanya, menjadi saksi bisu perjalanan dakwah dan pendidikan Islam di wilayah ini selama puluhan tahun.
Bermula dari sebuah masjid sederhana pada tahun 1996, KH. Khoerudin Aly dengan tekad yang kuat memprakarsai untuk memulai misinya menyebarkan cahaya Islam di kawasan Cibaduyut.
Masjid sederhana yang awalnya hanya digunakan untuk mengaji dan shalat berjamaah, perlahan bertransformasi menjadi pusat pendidikan Islam yang lebih terstruktur.
“Dulu tidak ada apa-apa di sini. Hanya ada masjid sederhana dan beberapa santri yang datang untuk mengaji,” kenang salah satu santri senior yang pernah belajar langsung dengan sang pendiri.
Memasuki dekade 2000-an, pondok pesantren ini mulai menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dengan bertambahnya jumlah santri, dibangunlah asrama sederhana dan ruang-ruang belajar tambahan.
Sistem pendidikan pun mulai dibenahi dengan mengkombinasikan metode salaf (tradisional) dan modern. Kurikulum yang diterapkan mencakup: Pengajian kitab kuning, Tahfidz Al-Qur’an, Pendidikan formal setingkat TK, MI, MTs dan MA Nurul Iman.
Sejak awal berdiri, institusi pendidikan Islam ini memegang teguh beberapa prinsip utama: Kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari, Kemandirian dalam pengelolaan pondok, Pengabdian kepada Masyarakat, Pentingnya akhlakul karimah.
Di era modern ini, Pondok Pesantren Nurul Iman terus beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisional yang telah mengakar.
Tantangan digitalisasi dan modernisasi dihadapi dengan bijak, menciptakan keseimbangan antara mempertahankan tradisi dan mengadopsi kemajuan teknologi.
“Kami tetap berpegang pada prinsip al muhafadzatu ‘ala al qadimi al shalih wal akhdzu bil jadidi al ashlah (menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik), kita juga memegang teguh prinsip islam wasathiyah (islam yang tengah-tengah),” ujar pengasuh pesantren saat ini.
Kini, Pondok Pesantren Nurul Iman terus berkembang dengan visi mencetak generasi yang berilmu, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Pembangunan infrastruktur terus dilakukan, kualitas pendidikan terus ditingkatkan, namun nilai-nilai kesederhanaan dan keikhlasan tetap terjaga sebagai warisan dari sang pendiri.
Keberadaan Pondok Pesantren Nurul Iman menjadi bukti bahwa dengan kesederhanaan dan keikhlasan, sebuah lembaga pendidikan Islam dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan peradaban dan pengembangan karakter generasi penerus bangsa.