![](https://i1.wp.com/awsimages.detik.net.id/api/wm/2025/01/21/teluk-halong-di-vietnam_169.jpeg?wid=54&w=650&v=1&t=jpeg&w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hanoi –
Sektor pariwisata Vietnam berkomitmen menghapus plastik sekali pakai hingga 2030. Sebagai langkah untuk mengurangi sampah plastik dan mendukung keberlanjutan.
Melansir Vietnamnews, Senin (10/2/2025) Asosiasi Pariwisata Vietnam (VITA) mengimbau seluruh anggotanya untuk menghapus penggunaan plastik sekali pakai. Selain itu, VITA mengintegrasikan pengurangan sampah plastik dalam kebijakan operasional mereka pada tahun 2030.
Ketua VITA, Vu The Binh, menyadari pariwisata menjadi salah satu sektor penghasil sampah plastik. Dia mengatakan sektor pariwisata juga turut menyumbang pada masalah tersebut. Ia menganggap komitmen itu sebagai dorongan penting untuk menciptakan pariwisata yang bebas plastik.
“Partisipasi aktif dari pelaku industri pariwisata dalam mengurangi sampah plastik sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
Sejak 2018, VITA telah meluncurkan berbagai inisiatif seperti kampanye ‘Pariwisata Vietnam Bergandengan Tangan untuk Mengurangi Sampah Plastik’ dan ‘Pengurangan Sampah Plastik dalam Pariwisata’. Serta memperkenalkan sistem sertifikasi untuk ‘bisnis pariwisata bebas plastik.’
Inisiatif tersebut juga telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Sebagai contoh, di Kota Hoi An, volume sampah plastik di hotel berhasil turun hingga 64% hanya dalam tiga bulan setelah kampanye dimulai.
Dan pada tahun ini sudah tiga perempat anggota VITA berencana untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah sampah plastic. Sementara semua tempat wisata, restoran, dan hotel akan berusaha menghilangkan penggunaan kantong plastik yang tidak dapat terurai dan plastik sekali pakai.
Diperkirakan, setengah dari bisnis pariwisata akan menerapkan pedoman pengurangan sampah plastik pada akhir tahun tersebut. Pada 2030, seluruh anggota VITA akan berkomitmen menghilangkan plastik sekali pakai dan mengintegrasikan langkah-langkah pengurangan sampah plastik dalam peraturan mereka.
VITA juga akan memperkuat kerja sama internasional, mendorong transfer teknologi, dan berbagi pengalaman untuk mempromosikan pariwisata yang lebih berkelanjutan.
Ketua Asosiasi Pariwisata Ninh Binh, Duong Thị Thanh, juga menyoroti keberhasilan provinsi tersebut dalam melaksanakan inisiatif ‘Pengurangan Sampah Plastik dalam Pariwisata’ yang berhasil mengurangi sampah plastik sebesar 23% di hotel, 14% di restoran, dan 20% di lokasi wisata.
“Banyak bisnis pariwisata telah mulai mengambil langkah-langkah untuk mengatasi polusi plastik, terutama plastik sekali pakai. Ini adalah tanda positif dari perubahan sikap dan tindakan dalam komunitas pariwisata Ninh Bình,” kata Thanh.
Namun, Thanh juga mencatat beberapa tantangan yang masih ada seperti tingginya biaya awal untuk mengganti barang plastik dengan alternatif ramah lingkungan, penerapan langkah-langkah pengurangan sampah yang tidak konsisten, serta keberadaan pengunjung yang masih membawa sampah plastik ke lokasi wisata.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, asosiasi pariwisata telah menetapkan enam prioritas utama, antara lain: meningkatkan kesadaran publik dan wisatawan, mengembangkan produk wisata hijau, serta memobilisasi sumber daya internasional untuk mendukung upaya pengurangan sampah plastik.
Selain itu, asosiasi juga meluncurkan aplikasi pengelolaan limbah plastik yang memungkinkan pelaporan dan pelacakan pengumpulan serta pembuangan sampah plastik. Aplikasi itu juga berfungsi untuk mensertifikasi bisnis pariwisata bebas plastik sesuai dengan kriteria asosiasi, sehingga mendorong perusahaan untuk mengadopsi praktik yang lebih berkelanjutan.
(upd/fem)