![](https://i2.wp.com/awsimages.detik.net.id/api/wm/2025/02/05/turis-di-mesir_169.jpeg?wid=54&w=650&v=1&t=jpeg&w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jakarta –
Industri pariwisata Mesir mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam satu dekade terakhir. Jumlah kunjungan menanjak tinggi dan berimbas kepada pendapatan.
Dikutip dari Egypt Today, Senin (10/2/2025) Pemerintah Mesir mengatakan pendapatan sektor pariwisata di sana telah meningkat lebih dari dua kali lipat, dari USD 7,2 miliar Rp 111 triliun) pada tahun 2014 menjadi USD 15,3 miliar (Rp 237 triliun) pada 2024.
Selain itu, jumlah wisatawan internasional juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 59,6% dari 9,9 juta pada 2014 menjadi 15,8 juta pada 2024.
Mesir pun percaya diri menetapkan target ambisius untuk menarik 30 juta wisatawan pada tahun 2032, dengan tujuan menjadikannya sebagai destinasi wisata utama di dunia.
Pariwisata tetap menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi negara tersebut dengan kontribusi sektor ini tercatat meningkat sebesar 8,2% pada kuartal pertama tahun fiskal yang sedang berjalan. Hal tersebut sebelumnya telah disampaikan oleh Menteri Perencanaan dan Kerja Sama Internasional Mesir, Rania Al-Mashat, yang menekankan pentingnya sektor pariwisata dalam mendukung rencana pembangunan ekonomi Mesir secara keseluruhan.
Sebagai bagian dari Strategi Pariwisata Nasional itu, Mesir juga telah memperkenalkan berbagai insentif untuk menarik lebih banyak investasi di sektor ini. Salah satu inisiatif terpenting diluncurkan pada Oktober 2024 oleh Bank Sentral Mesir (CBE), bekerja sama dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Pariwisata dan Purbakala.
Inisiatif tersebut menyediakan dana sebesar LE 50 miliar untuk mendukung pengembangan proyek dan infrastruktur pariwisata. Untuk mempermudah peluang investasi, pemerintah Mesir tengah merancang pembentukan Bank Peluang Investasi yang akan menyediakan peta investasi pariwisata yang komprehensif.
Inisiatif ini bertujuan untuk mempromosikan peluang investasi, baik secara domestik maupun internasional, guna memastikan pertumbuhan sektor pariwisata yang berkelanjutan. Hingga Januari 2025, sebanyak 156 peluang investasi di sektor ini telah terdaftar.
Mesir juga aktif mendiversifikasi penawaran pariwisatanya untuk menarik lebih banyak wisatawan. Salah satu fokus utama adalah pariwisata Sungai Nil, dengan rencana untuk meningkatkan kapasitas hotel terapung hingga 25.000 kamar pada tahun 2030.
Selain itu, upaya lainnya juga dilakukan untuk meremajakan hotel terapung yang tidak aktif, sehingga memperluas pilihan akomodasi bagi para pengunjung.
Di bidang pariwisata medis, Mesir telah membuat kemajuan signifikan pada Januari 2024 dengan menandatangani kesepakatan untuk mendirikan resor medis dan kesehatan pertama di negara ini, yaitu Naya Health Resort.
Kemudian, dalam sektor pariwisata kapal pesiar, Mesir juga telah meluncurkan platform digital terpadu yang secara drastis mengurangi waktu persetujuan kunjungan kapal pesiar. Sebelumnya, persetujuan untuk kunjungan kapal pesiar membutuhkan waktu antara 15 hingga 30 hari, namun dengan sistem baru ini, persetujuan bisa didapat hanya dalam waktu 30 menit.
Tidak hanya itu, Mesir juga telah memperpanjang masa tinggal yang diizinkan bagi pengunjung kapal pesiar, dari yang sebelumnya satu bulan menjadi tiga bulan, menjadikannya sebagai destinasi yang semakin menarik bagi wisatawan kapal pesiar mewah.
(upd/fem)