![](https://i2.wp.com/awsimages.detik.net.id/api/wm/2025/02/05/kecelakaan-beruntun-di-gerbang-tol-ciawi-bogor-6_169.jpeg?wid=54&w=650&v=1&t=jpeg&w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jakarta –
Keberadaan truk ODOL menjadi dilema tersendiri. Bila dilarang, bisa memicu biaya logistik naik. Namun kalau tidak, kembali memakan nyawa seperti di Gerbang Tol Jagorawi.
Kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Ciawi hingga menyebabkan delapan orang tewas, diduga disebabkan oleh truk ODOL (Over Dimension Over Loading). Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo mendorong adanya upaya pencegahan pada truk ODOL agar kejadian serupa tak terulang.
Di sisi lain, kata Dody, mengatasi truk ODOL bukanlah hal yang mudah dan justru menjadi dilema. Salah-salah bisa menyebabkan biaya logistik jadi naik. Namun bila terus dibiarkan, akan ada nyawa-nyawa melayang lainnya.
“Kalau kita melarang nanti ada masalah di inflasi atau kenaikan biaya logistik. Tetapi, kalau kita biarkan seperti ini akan ada berbagai risiko seperti kerusakan jalan, bahkan kecelakaan yang menyebabkan hilangnya nyawa. Dari segi kerusakan jalan misalnya, biaya preservasi yang dianggarkan setahun sebanyak 5 kali, tetapi karena ODOL jadi ada penambahan biaya. Begitu pun dengan jalan nasional, kita juga mengalami hal yang sama,” kata Dody dilansir Antara.
Dody juga menyoroti soal konstruksi jalan, apakah nantinya dibutuhkan penambahan jalur darurat berkaca pada kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi tersebut. Namun hal itu masih menanti hasil olah TKP dari pihak kepolisian dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
“Seharusnya (dari sisi konstruksi) tidak ada masalah karena jalan tol ini sudah beroperasi bertahun-tahun. Namun, berdasarkan data dari Weight in Motion yang telah dipasang Jasa Marga, dapat dipastikan (penyebabnya) karena ODOL. Terkait jalur darurat, kami menunggu Korlantas dan KNKT untuk memberikan saran dan rekomendasi kepada kami, karena Kementerian PU juga tidak bisa langsung membuat jalur darurat tanpa ada arahan dan rekomendasi teknis,” ujar Dody.
Sejauh ini, olah TKP dan analisis masih berlangsung. Tim Traffic Accident Analysis (TAA) akan menggunakan teknologi 3D Laser Scanner untuk merekam dan memetakan situasi kecelakaan di TKP. Dengan teknologi tersebut, tim bisa melakukan rekonstruksi kecelakaan secara akurat. Penyebab kecelakaan pun bisa diketahui dengan pasti.
(dry/din)