Jakarta –
Kakek Presiden Prabowo Subianto yaitu RM Margono Djojohadikusumo diusulkan jadi pahlawan nasional. Usulan itu pun digodok serius sampai melibatkan akademisi.
Usulan gelar pahlawan kepada RM Margono Djojohadikusumo itu pertama kali mengemuka dalam forum FGD yang digagas oleh Sygma Research and Consulting di Surabaya bulan Oktober 2024 silam.
Dalam forum yang menghadirkan Iwannudin Iskandar, Eks Ketua PWI Jatim Luthfil Hakim, Prof Drs Ec Abdul Mongid dan Prof Dr Purnawan Basundoro sebagai narasumber itu dibahas studi historis mendalam terkait peran RM Margono Djojohadikoesoemo dalam sejarah Indonesia.
Para ahli sepakat jika kakek Presiden Prabowo Subianto adalah seorang tokoh nasional, negarawan, politikus, dan ekonom handal.
“Jawa Timur ingin menjadi penggagas agar RM Margono Djojohadikoesoemo mendapatkan penghormatan tersebut, dan saya percaya beliau sangat berhak atasnya,” ujar Yuristiarso Hidayat, Komisaris Sygma Research and Consulting, Jumat (25/10/2024) silam.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menambahkan usulan gelar pahlawan kepada sosok pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) 46 itu dinilai sangat layak karena dia sangat berjasa di bidang ekonomi.
“Sangat layak (pahlawan nasional) dan itu sedang berproses, awalnya usulannya dari Jawa Timur terus sekarang usulannya sudah masuk Pak Bupati, nanti diproses ke daerah, lalu dibawa ke provinsi dan langsung ke Kementerian Sosial,” kata Gus Ipul kepada wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (1/2/2025) seperti dikutip dari detikJateng.
Gus Ipul menambahkan saat ini pemberian gelar pahlawan kepada Kakek Presiden Prabowo tengah diproses. Kementrian Sosial tidak bisa langsung saja memberikan gelar pahlawan nasional.
“Ini tinggal prosesnya, semua kan normal harus dilalui. Tapi sangat layak beliau untuk menjadi pahlawan nasional. Kontribusinya ada lah ukurannya, makanya harus diseminarkan dan segala macam. Tapi dari sisi peran kontribusinya sudah sangat layak Almarhum dapat gelar pahlawan,” terangnya.
Proses pembahasan usulan gelar pahlawan kepada kakek Prabowo Subianto itu juga dilakukan oleh para akademisi yang membentuk sebuah tim riset khusus.
Tim riset ini diketuai oleh Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Prof. Dr. Suharnomo yang dikenal sebagai ahli manajemen sumber daya manusia. Ia didampingi Prof. Dr. Rizal E. Halim, pakar pemasaran dan kebijakan publik, serta Prof. Dr. Al Makin, Rektor UIN Sunan Kalijaga yang fokus pada aspek sosial dan budaya Margono.
Tak hanya melibatkan akademisi, riset ini juga didukung praktisi dari berbagai latar belakang seperti Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus, aktivis hak asasi manusia; Dr. Ir. Ahmad Mukhlis Yusuf, mantan CEO ANTARA; dan Dr. Yanuardi Syukur, jurnalis sekaligus akademisi.
Koordinator tim riset akademisi dan praktisi, KRT. Samsul A. Wijoyosukmo mengaku bertanggung jawab untuk memastikan penelitian berjalan sesuai metodologi akademis yang ketat.
“Kami akan berkoordinasi dengan berbagai pihak dan mengumpulkan data secara akurat agar biografi Margono menjadi referensi berharga. Hasil riset ini akan diseminarkan untuk memperkenalkan sosok beliau secara lebih luas,” ujar Samsul.
Proses riset ini diawasi oleh Tim Supervisor Analisis Riset Sejarah Biografi Margono Djojohadikusumo yang terdiri dari para akademisi dan praktisi hukum senior seperti Prof. Dr. Harris Arthur Hedar, pakar hukum di Dewan Pertimbangan Presiden RI; Prof. Dr Andriansyah, guru besar di Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama); serta Prof. Dr Albertus Wahyurudhanto, Komisioner Kompolnas RI.
Dengan kombinasi keahlian dari berbagai disiplin ilmu, tim riset ini diharapkan mampu menghadirkan biografi yang komprehensif dan mendalam tentang RM Margono Djojohadikusumo, sehingga bisa menjadi referensi penting dalam kajian sejarah serta ekonomi Indonesia.
“Riset ini adalah kontribusi nyata untuk bangsa. Melalui biografi ini, kita tidak hanya mengenang Margono, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk meneladani dedikasi dan perjuangannya,” pungkas Firdaus, Ketua Umum SMSI Pusat.
Raden Mas (RM) Margono Djojohadikusumo lahir pada 16 Mei 1894 di Purwokerto, Jawa Tengah. Ia meninggal dunia pada 25 Juli 1978 di Jakarta. RM Margono dimakamkan di kompleks pemakaman Dawuhan, Banyumas, Jawa Tengah.
(wsw/wsw)