Gunung Bromo lagi viral lantaran pengunjung membeludak dan antre. Lantas, bagaimana sih rasanya pertama kali berkunjung ke gunung ini?
Mendengar kata Tengger kita pasti teringat suku yang tinggal di sekitar gunung Bromo. Gunung Bromo adalah Gunung yang masih aktif, indah dan menarik perhatian bagi pengunjung. Gunung Bromo merupakan tempat wisata yang berada di daerah pulau Jawa yakni Jawa Timur.
Di hotel transit, kami tidur sekitar dua jam. Jam dua pagi, kami dibangunkan pemandu wisata karena petualangan ke gunung Bromo akan segera dimulai. Untuk pertama kalinya, kami akan mengunjungi gunung ini.
Pemandu wisata sudah menyewa mobil jip (jeep) menuju Gunung Bromo. Jip adalah kendaraan yang kuat untuk melewati lautan pasir dan jalan yang menanjak di sekitar Bromo. Satu jip diisi maksimal lima penumpang, satu orang di depan dan empat orang di belakang.
Jip-jip itu dikelola oleh penduduk suku Tengger. Jalanan menuju kawasan Bromo sangat padat malam itu. Banyak wisatawan yang ingin mengejar sunrise di Bromo.
Banyaknya wisatawan yang berjalan kaki menuju Pananjakan adalah rezeki bagi tukang ojek. Puluhan tukang ojek menawarkan jasa ke puncak Pananjakan. Mereka berkali-kali mengatakan “masih jauh ke atas, Pak/Bu” kata-kata mereka.
Saat pagi hari udara masih pekat, sejuk dan menggigil di badan. Pengunjung menggunakan pakaian serba tebal dan pelindung tangan serta kepala. Hal ini dilakukan karena untuk menghangatkan tubuh dari rasa dingin.
Jam empat dinihari remang-remang fajar mulai terlihat dari puncak Pananjakan. Inilah awal sunrise yang ditunggu-tunggu. Ratusan orang sudah siap dengan kameranya.
Benarlah, di ufuk timur langit mulai memerah, pertanda matahari akan terbit. Fajar mulai menyingsing. Puas berfoto-foto di puncak Pananjakan, kami kembali turun ke bawah.
Di sana mobil jip sudah menunggu untuk membawa kami ke petualangan yang lebih seru lagi, yaitu melintasi lautan pasir, berjuta tahun yang lalu hanya ada Gunung Tengger di sana.
Gunung ini meletus dengan hebatnya sehingga menciptakan kawah yang sangat luas yang disebut kaldera. Kaldera Gunung Tengger tersebut lama kelamaan tertutup pasir sisa letusan gunung api sehingga mengesankan sebuah samudera pasir.
Dari dasar lautan pasir itu muncul gunung baru yang bernama Gunung Batok karena bentuknya mirip seperti batok kelapa, sedangkan bagian aktif Gunung Tengger melahirkan Gunung Bromo.
Gunung Bromo inilah yang masih aktif hingga sekarang. Di gunung Bromo banyak pemandangan yang sangat menarik karena ada hamparan kawah yang luas. Lautan pasir yang luas dan indah tampak menyatu dengan bukit yang tinggi.
Dari lautan pasir kita dapat melihat ratusan orang berjalan menuju puncak Gunung Bromo. Bukit yang berasap itulah puncak Gunung Bromo.
Untuk menuju puncak Gunung Bromo yang ada kawahnya itu, kita bisa berjalan kaki melewati lautan pasir, atau kalau malas berjalan bisa naik kuda yang disewakan dan dituntun oleh orang Tengger.
Selesai berfoto-foto di kawah gunung Bromo, saya pun turun kembali ke lautan pasir. Pengalaman pertama kami jalan-jalan ke Gunung Bromo akhirnya kesampaian juga mengunjungi gunung yang terkenal ini.
Sungguh indah pemandangan alam di Gunung Bromo. Sngguh indah ciptaan Hyang Widhi.