Jakarta –
Pengguna smartwatch khususnya Apple Watch lagi ramai soal temuan bahan kimia berbahaya pada smartwatch. Berikut penjelasannya.
Riset bahan kimia di tali smartwatch
Dilansir dari Techradar, Rabu (29/1/2025) kehebohan ini bermula ketika Universitas Notre Dame di Amerika Serikat mempublikasi hasil riset terbaru mereka pada 21 Januari 2025 pekan lalu. Mereka mengatakan telah ditemukan zat kimia abadi atau forever chemical yang berbahaya.
Riset ini dipublikasikan di Environmental Science & Technology Letters. Tim ilmuwan menguji 22 produk tali strap berbagai merek smartwatch. Mereka menemukan peningkatan kadar PFAS (zat polifluoroalkil), yaitu asam perfluorohexanoic (PFHxA) pada 15 dari 22 tali smartwatch tersebut.
“Temuan paling penting dari riset ini adalah betapa tingginya konsentrasi hanya pada satu PFAS, ada beberapa sampel di atas 1.000 bagian/miliar PFHxA yang mana lebih tinggi dari kebanyakan PFAS yang kita pernah lihat di produk konsumen,” kata Graham Peaslee, salah satu penulis riset tersebut yang juga profesor Departmen Fisika dan Astronomi, Universitas Notre Dame.
Perlu ditegaskan, tim ilmuwan tidak mengungkapkan smartwatch merek apa dan tipe apa yang mengandung bahan kimia berbahaya tersebut. Mereka hanya mengonfirmasi mengambil sampel dari produk Apple, CASETiFY, Fitbit, Google dan Samsung.
Meski begitu, tetap saja ada gugatan hukum di Amerika Serikat terhadap Apple dari perwakilan konsumen. Pihak Apple pun sudah memberikan klarifikasi bahwa produk Apple Watch mereka tali strapnya aman.
Apa itu PFAS?
Diberitakan Times of India, PFAS adalah singkatan dari polifluoroalkil dan salah satu jenisnya adalah asam perfluorohexanoic (PFHxA). Julukannya adalah kimia abadi atau forever chemicals karena sifatnya yang susah hilang. Mereka tidak mudah hancur di dalam aneka lingkungan.
Risiko bahaya PFAS
Bahan kimia tersebut dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan seperti kanker dan liver. PFAS juga dikaitkan dengan masalah berkurangnya fertilitas dan hilangnya imunitas tubuh.
Dimana PFAS ditemukan
PFAS ditemukan pada barang sehari-hari misalnya penggorengan teflon, kertas tahan minyak, kertas pembungkus fast food, kertas kantong popcorn yang bisa masuk ke microwave, peralatan outdoor, karpet, busa pemadam api, beberapa kosmetik seperti foundation dan maskara, barang elektronik dan alat medis.
PFAS masuk ke dalam tubuh lewat air yang terkontaminasi, misalnya dekat pabrik dan mengkonsumsi makanan yang dibungkus material yang mengandung PFAS. PFAS ditemukan di tanah, air, udara dan darah manusia serta hewan di seluruh dunia.
(fay/agt)