Washington –
Boeing dilaporkan tengah bekerja sama dengan penasihat Presiden AS Donald Trump, Elon Musk untuk mencari cara agar penggantian pesawat Air Force One yang tertunda dan melebihi anggaran dapat segera dikirimkan.
Dilansir CNBC, Rabu (29/1/2025), CEO Boeing Kelly Ortberg menyatakan pmbuatan sepasang Boeing 747 yang akan menjadi pesawat Air Force One dilaporkan melebihi anggaran lebih dari USD 2 miliar dan terlambat bertahun-tahun. Boeing mengatakan keterlambatan itu terjadi karena adanya perubahan desain, kendala tenaga kerja, dan masalah rantai pasokan.
Donald Trump membuat kesepakatan dengan Boeing untuk membuat pesawat tersebut di masa jabatan pertamanya, setelah mengancam akan membatalkan pesanan sebelum ia menjabat pada tahun 2017. Trump saat itu mengeluhkan biaya pembuatan pesawat yang tinggi.
“Kami telah bekerja sama dengan Elon dalam program Air Force One untuk menghilangkan biaya-biaya dan mengirimkan pesawat lebih awal,” kata Ortberg dalam sebuah wawancara dengan Phil Lebeau dari CNBC di ‘Squawk on the Street’.
Tidak jelas apakah pesawat tersebut akan dikirimkan sebelum masa jabatan Trump saat ini berakhir. Namun seorang juru bicara Angkatan Udara mengatakan kepada CNBC bahwa jadwal pengiriman terbaru dari Boeing diharapkan pada musim semi.
Musk telah bekerja sama erat dengan Trump dalam beberapa bulan terakhir. Miliarder itu juga mengepalai sebuah komisi yang ditugaskan untuk mengurangi pengeluaran pemerintah.
Namun terkait kabar ini, baik itu Musk dan Gedung Putih tidak segera berkomentar.
“Presiden menginginkan pesawat-pesawat itu lebih cepat, jadi kami bekerja sama dengan Elon untuk melihat apa yang dapat kami lakukan untuk mempercepat jadwal program-program itu,” kata Ortberg.
Boeing pada kuartal terakhir mengambil USD 1,7 miliar dalam biaya prapajak di unit pertahanan dan antariksanya, termasuk untuk program Air Force One. Ortberg, yang menjadi CEO pada bulan Agustus, mengganti kepala bisnis tersebut pada bulan September dengan seorang pemimpin interim internal.
(ddn/fem)