Jakarta –
Riset dari PT HSBC Indonesia mengungkapkan, nasabah tajir di Indonesia menganggap dana sebesar US$ 340.000 atau Rp 5,5 miliar (kurs Rp 16.231) menjadi jumlah ideal untuk memasuki masa pensiun. Bagaimana yang nasibnya bergaji UMR?
Perencana Keuangan Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari, mengatakan sangat memungkinkan untuk gaji setara UMR bisa mendapatkan masa pensiun dengan titel financial freedom. Salah satunya adalah dengan menyisihkan 20% dari gaji UMR (misalnya di Jakarta) yang berkisar Rp 5 juta.
“Kalau kita menyisihkan 20% dari gaji UMR yang Rp 5 juta, maka kita bisa berinvestasi Rp 1 juta per bulan. Dengan target return investasi 6% per tahun selama 30 tahun, maka future value-nya adalah sebesar Rp 1 miliar nanti,” ujar Tejasari kepada detikcom, Selasa (28/1/2025).
Tejasari mengelaborasi lebih lanjut, jika bisa meningkatkan profil risiko investasi, maka nominal Rp 1 juta untuk jangka waktu investasi 30 tahun dengan target return 10% per tahun, maka future value-nya menjadi Rp 2,2 miliar.
“Lakukan secara konsisten setiap bulan pastinya, langsung saat kita menerima gaji dan ditempatkan di produk investasi yang legalitasnya jelas dan aman. Berikutnya, tentukan aset aktif apa yang kita ingin capai dalam financial freedom kita,” beber Tejasari.
Lebih lanjut Tejasari mengatakan, meskipun faktor inflasi tidak bisa dipungkiri dan dapat menurunkan nilai investasi, namun jumlah itu akan jauh dari cukup kalau kita memiliki kebebasan finansial yang sederhana.
“Tentu saja dari sekarang sampai masa pensiun nanti kita bisa menambah investasi yang kita jalani, dan juga bisa mulai mengembangkan aset aktif kita sebelum masa pensiun. Banyak jalan dan cara yang bisa kita lakukan untuk mencapai financial freedom kita,” tambah Tejasari.
Tejasari juga menekankan, pentingnya untuk terus berinvestasi dengan konsisten dan penuh komitmen. Tidak lupa juga, Tejasari menyarankan agar terus berhati-hati dalam mengejar kebebasan finansial yang kita inginkan untuk masa pensiun.
“Memang kita harus menjalaninya (investasi) secara konsisten, penuh dengan komitmen dan berhati-hati dalam mengejar financial freedom yang kita inginkan,” pungkas Tejasari.
Sebagai informasi, riset HSBC yang mengatakan nasabah tajir perlu sekitar Rp 5,5 miliar agar dapat masa pensiun dengan tenang, uang tersebut sejatinya hanya untuk keperluan sehari-hari.
Head of Network Sales and Distribution HSBC Indonesia, Sumirat Gandapraja, menganalogikan estimasi pengeluaran nasabah tajir misal di angka Rp 50 juta per bulan, maka dalam kurun waktu sepuluh tahun, mereka akan membutuhkan sekitar Rp 21 miliar. Oleh sebab itu, Sumirat bilang Rp 5,37 miliar menjadi angka yang sederhana untuk pensiunan nasabah tajir.
“Kalau nasabah saat ini berusia 40-45 tahun, dan spending per bulan katakanlah Rp 50 juta dalam sebulan, itu berarti mereka butuh kurang lebih Rp 21 miliar untuk pensiun di umur 55 tahun. Kembali lagi, ini untuk nasabah kaya, angka Rp 5,37 miliar itu bukan angka yang berlebihan. Ini untuk jangka waktu sepuluh tahun,” terang Sumirat beberapa waktu lalu.
(fdl/fdl)