
Jakarta –
Presiden Prabowo Subianto dan PM Malaysia Anwar Ibrahim baru saja melakukan pertemuan bilateral. Keduanya menyepakati beberapa kerja sama, salah satunya adalah pembuatan kerja sama di sektor energi.
Anwar Ibrahim mengatakan kerja sama energi ini bisa diwujudkan dengan bersatunya raksasa migas kedua negara, yaitu Petronas dari Malaysia dan Pertamina dari Indonesia. Dia mendorong agar kedua perusahaan tersebut lebih banyak mengeksplorasi proyek-proyek baru untuk memberikan keuntungan pada kedua negara.
“Komitmen kami untuk menjamin kerja sama Petronas dan Pertamina. Dua perusahaan minyak dan gas di kawasan agar sepakat untuk mengeksplorasi hal-hal baru dan juga transfer antarnegara,” ungkap Anwar dalam keterangan resmi BPMI Setpres, Selasa (28/1/2025).
Sejauh ini, proyek paling besar yang sudah dikerjasamakan Pertamina dan Petronas adalah mengakuisisi 35% participating interest (PI) milik Shell Upstream Overseas Services (I) Limited di Blok Migas Masela pada tahun 2023 yang lalu. Pertamina melalui PHE Masela secara resmi mengelola 20% PI dan PETRONAS Masela 15% PI di Blok Masela.
Pengembangan blok migas tersebut kini ikut menjadi tanggung jawab Petronas dan Pertamina bekerja sama dengan Inpex, korporasi migas asal Jepang.
Adapun, Lapangan Abadi di Blok Masela adalah lapangan gas laut dalam dengan cadangan gas terbesar di Indonesia yang terletak sekitar 160 kilometer lepas pantai Pulau Yamdena di Laut Arafura dengan kedalaman laut 400-800 meter.
Kontrak PSC Masela yang berlaku hingga 2055 berpotensi menghasilkan 9.5 MMTPA (juta metrik ton per tahun) LNG dan 150 MMSCFD (juta kaki kubik standar per hari) gas pipa. Selain itu Lapangan Abadi diperkirakan dapat menghasilkan produksi kondensat sebesar 35.000 barel/hari.
Kembali ke pertemuan Prabowo dengan Anwar Ibrahim, kedua pemimpin juga membahas kerja sama di bidang perdagangan dan investasi. Salah satunya soal penguatan komoditas kelapa sawit di pasar global, karena baik Indonesia dan Malaysia merupakan produsen besar kelapa sawit dunia.
Anwar juga berkomitmen untuk mempercepat implementasi kerja sama melalui koordinasi intensif antara kementerian terkait di kedua negara. Dia menegaskan pentingnya langkah konkret untuk memastikan keberhasilan kerja sama ini.
“Kami berdua telah memberikan instruksi yang jelas kepada negara dan departemen terkait selain sektor swasta untuk melakukan perbaikan, untuk memastikan bahwa apapun yang sepakati di Kementerian sesegera mungkin,” ungkap Anwar Ibrahim.
(hal/fdl)