Jakarta –
Sopir Toyota Rush berpelat dinas 5519-03 memaki-maki pengemudi lain di jalan, videonya viral di media sosial. Aksi ini termasuk dalam perilaku road rage.
Dalam video dashcam mobil yang menyebar di media sosial, terlihat situasi lalu lintas di pertigaan H Bokir bin Djiun di Jakarta sedang ramai lancar. Perekam video hendak berbelok ke kanan, namun saat bersamaan melintas mobil berpelat dinas TNI dari belakang dengan nomor registrasi 5519-03 dari arah hek ke Taman Mini.
Kedua mobil itu hampir bersenggolan dalam kecepatan rendah. Terdengar suara klakson panjang dari mobil.
Sejurus kemudian, pemobil yang menggunakan Toyota Rush berpelat dinas itu menyalip mobil perekam. Dia lalu membuka kaca sembari memprotes aksi pemobil yang melaju dari exit tol. Perekam video lalu beralasan sedang ‘masuk jalur’.
Seorang pria yang keluar dari mobil pelat dinas itu lalu menghampiri mobil perekam. Kemudian terjadi cekcok mulut. Perekam mengaku sempat dipukul namun tidak terekam dalam video.
Dikutip detikNews, Pihak TNI buka suara terkait video viral tersebut. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Hariyanto mengatakan pihaknya sedang menelusuri fakta terkait peristiwa tersebut.
“Tentang berita viral tersebut dan saat ini TNI sedang melakukan penelusuran untuk memastikan fakta yang terjadi,” kata Mayjen Hariyanto saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu (22/1/2025).
Dia mengatakan TNI berkomitmen terus profesional. Pihak TNI akan memberi sanksi jika ada anggota terbukti melakukan kesalahan.
Mayjen Hariyanto meminta semua pihak untuk bersabar menunggu hasil penelusuran resmi dari TNI.
“TNI memiliki komitmen dalam menjaga profesionalisme dan integritas setiap anggotanya. Apabila nanti ditemukan adanya pelanggaran, kami tidak akan segan-segan mengambil tindakan tegas sesuai dengan aturan yang berlaku,” tegasnya.
Sikap cekcok mulut hingga diduga terjadi pemukulan itu merupakan aksi road rage yang tidak patut ketika berkendara.
Di sisi lain road rage merupakan bentuk impulsif, perilaku spontan tanpa pertimbangan yang matang. Efeknya justru bisa merugikan banyak pihak.
“Situasi di jalan raya itu bisa saja memancing seseorang berperilaku impulsif. Perilaku impulsif itu bisa timbul karena stres bawaan sebelum kejadian misalnya stres karena pekerjaan, ataupun stres yang baru berlangsung akibat situasi jalan raya tersebut, misalnya karena kemacetan atau karena perilaku pengguna jalan lain,” kata Pakar keselamatan berkendara yang juga instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu.
Selanjutnya menurut Praktisi Keselamatan Berkendara, Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Susmana, perilaku road rage selalu muncul di jalan lantaran pengendara tidak mampu mengendalikan emosinya dengan baik.
“Road Rage ini selalu ada di jalan raya dan tidak pernah hilang karena itu bagian dari ketidakmampuan sebagian dari mereka dalam me-manage emosi dan egonya,” jelas Sony.
(riar/din)