Bandung –
Usulan reaktivasi Bandara Husein Sastranegara Bandung kembali muncul ke permukaan. Rencana itu menimbulkan perdebatan, khususnya nasib Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka.
Perdebatan itu berawal dari pernyataan Wali Kota Bandung terpilih Muhammad Farhan yang berambisi menghidupkan lagi Bandara Husein. Farhan menuturkan, warga Bandung dan sekitarnya lebih banyak memilih Bandara Halim Perdanakusuma untuk berpergian setelah penerbangan dari Bandara Husein dipindah ke Kertajati pada akhir 2023.
Namun Farhan enggan menggagalkan rencana pemerintah yang ingin meramaikan Bandara Kertajati. Menurutnya, dua bandara itu bisa hidup beriringan dan saling melengkapi satu sama lain dengan berbagi porsi rute penerbangan.
“Warga Bandung ingin (Bandara Husein) segera diaktifkan kembali. Karena selama ini kan, saat Husein dialihkan jadwalnya ke Kertajati, ternyata lebih banyak yang milih ke Halim,” kata Farhan setelah berdiskusi dengan Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin di Gedung Sate, Kamis (16/1/2025) dan dikutip dari detikJabar Sabtu (18/1).
“Artinya kita saling memberikan pekerjaan rumah kepada pemerintah provinsi dan pusat, agar segera menentukan cara. Bagaimana caranya agar membuat Kertajati ramai, dan selama menunggu hal itu, bandara Husien dibuka saja,” kata dia.
Namun keinginan Farhan membagi porsi rute penerbangan itu ‘ditolak’ Bey Machmudin. Menurutnya rute penerbangan domestik dan lokal tidak bisa dibagi di dua bandara berbeda.
“Enggak begitu juga, itu (pembagian rute) kan keinginan bapak (Farhan). Kita jadinya debat terus ini,” ujar Bey kemudian tertawa.
Bey menyebut, tidak perlu ada persaingan antara Bandara Husein dan Kertajati. Jikapun nanti Husein diaktifkan lagi, Bey menegaskan Bandara Kertajati harus terus dioptimalkan, salah satunya lewat penerbangan haji dan umrah.
“Haji dan umroh juga kan sudah di Kertajati. Haji 2025 sudah ditetapkan dari Kertajati. Untuk kargo juga bisa, sekarang sudah ada dari Australia untuk pengiriman kargo. Kalau Husien aktif harus sudah ada solusi untuk Kertajati. Sifatnya komplementari, bukan bersaing,” ujar Bey.
__________________
Artikel ini telah tayang di detikJabar
(wkn/fem)