Jakarta –
Kelompok militan Palestina, Hamas, dan Israel sepakat melakukan gencatan senjata. Wakil Ketua Komisi I DPR RI Ahmad Heryawan (Aher) berharap gencatan senjata menjadi awal pengakuan kemerdekaan bangsa Palestina.
“Kita mendorong berharap bahwa gencatan senjata ini menjadi awal dari pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan secara penuh bagi masyarakat Palestina (secara) de facto,” ujar Aher ketika dihubungi detikcom, Jumat (17/1/2025).
Gencatan senjata ini, kata Aher, akan menghentikan korban warga sipil berjatuhan dan genosida serta memperlancar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Gaza tanpa hambatan. Aher juga menyoroti aksi militer Israel tetap melanjutkan genosida walau kesepakatan dengan Hamas telah terjadi, meski gencatan itu disepakati berlaku Minggu (19/1).
“Tampaknya dia (Israel) masih nyari-nyari kesempatan, mencuri-curi kesempatan mumpung (gencatan senjata) belum berlaku, mereka masih melakukan kebiadabannya, bahkan meningkat, eskalasi kebiadabannya meningkat sangat luar biasa ya,” tutur Aher.
Kebiadaban Israel akan menjadi catatan masyarakat dunia. Berbagai negara, kata Aher, sudah memberikan tekanan Israel untuk menyetop genosidanya.
“Di Amerika pun sudah sangat luar biasa tekanan masyarakatnya kepada Israel untuk segera menghentikan perang, segera menghentikan genosida,” lanjunya.
Wakil Ketua Komisi I DPR Dave Laksono sangat bahagia begitu mendengar kabar gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Ia berharap gencatan senjata itu bisa permanen.
“Ini adalah langkah menuju perdamaian dan kita harapkan bahwa langkah-langkah ini adalah langkah yang permanen,” kata Dave melalui sebuah video yang dikirim kepada detikcom.
Gencatan senjata, imbuh Dave, bisa memberi ruang masyarakat Gaza untuk bisa membangun lagi kehidupan yang hancur lebur oleh Israel. Mulai dari mendapatkan akses kesehatan, pelayanan pendidikan, dan membangun ekonomi.
“Juga meningkatkan kemampuan kesejahteraan masyarakat dan juga bisa memastikan perdamaian secara global,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, kesepakatan gencatan senjata Israel dan Hamas tercapai setelah dimediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS). Gencatan senjata ini berlaku pada Minggu (19/1).
Meski sudah tercapai kesepakatan, Israel secara kejam terus melanjutkan genosida di Gaza. Terbaru, sedikitnya 82 orang tewas.
AS selama beberapa dekade mendukung solusi dua negara antara Israel dan Palestina, yang akan menciptakan sebuah negara bagi warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang berdampingan dengan Israel.
Netanyahu, dalam pernyataan sebelumnya, mengatakan Israel harus memiliki kendali atas seluruh wilayah di sebelah barat Sungai Yordan, yang akan menghalangi terbentuknya negara Palestina yang berdaulat. Mahkamah Internasional (ICJ) dalam putusannya beberapa lalu menyatakan pendudukan Israel atas wilayah dan permukiman Palestina adalah tindakan ilegal.
Simak Video Hamas ke Israel: Jangan Hindari Komitmen Gencatan Senjata!
[Gambas:Video 20detik]
(isa/aud)