Jakarta –
Di Ciangsana, Kabupaten Bogor ada tempat makan konsep kampung dan ‘ndeso’ yang tengah viral. Latarnya pohon bambu asri dengan suguhan menu Jawa-Sunda prasmanan yang sedap.
Tempat makan ‘ndeso’ banyak berdiri di pinggiran Jakarta, termasuk di kawasan Ciangsana yang masuk Kabupaten Bogor. Meski begitu, tempat ini juga berada di dekat Cibubur. Lokasinya mudah dijangkau dari Tol Cimanggis-Cibitung.
Namanya Tanabambu yang menghadirkan konsep perkampungan zaman dulu (jadul) dengan latar pepohonan bambu yang asri dan rindang. Pohon bambunya bukan baru ditanam atau dihadirkan, melainkan memang sudah ada sebelum tempat makan ini didirikan.
Kesan ‘ndeso’ pun langsung terasa begitu memasuki Tanabambu. Bangunannya dihiasi pagar-pagar bambu yang digantungi padi-padi kering.
Begitu masuk, juga langsung terlihat area luas yang dipenuhi beberapa rumah joglo tua. Tiap joglo ini difungsikan jadi ruang bersantap dan area menyajikan makanan.
Detail Informasi (Nama Tempat Makan) |
|
Nama Tempat Makan | Tanabambu |
Alamat | Jalan Letda Nasir Nomor 36A, Nagrak, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor |
Instagram |
tanabambu |
Jam Operasional | 09.00-20.00 |
Estimasi Harga | mulai dari Rp 7.000 |
Tipe Kuliner | masakan Jawa-Sunda prasmanan |
Fasilitas |
|
Di atas lahan pohon bambu 4.000 m2
Tanabambu berdiri di atas lahan pohon bambu seluas 4.000 meter persegi. Foto: Andi Annisa DR/detikfood
|
Tanabambu didirikan pada 14 Desember 2024 dan baru akan grand opening akhir Januari 2025. Meski baru, tempat makan ini terbilang sudah viral di media sosial berkat konsep perkampungan yang ditawarkan.
Tanabambu betul-betul berdiri di atas lahan pepohonan bambu. Luasnya mencapai 4.000 meter persegi. Kemudian pemiliknya mengisi dengan rumah-rumah joglo yang didatangkan dari Sragen, Jawa Tengah.
Area bersantapnya berupa kursi kayu dan bale bambu yang menguatkan kesan ‘ndeso’. Ditambah lagi para pegawai memakai baju dan kain tradisional Jawa.
Kepada detikfood (8/1/2025), Aniss selaku Operational Manager Tanabambu mengatakan berdirinya Tanabambu dilatari asal-usul sang pemilik. Ia berasal dari daerah pegunungan Sindoro, Gunung Sumbing di Wonosobo.
“Jadi memang temanya itu kayak kembali ke desa. Jadi untuk membangkitkan memori masa lalunya pemilik kami bahwa waktu kecilnya, daerahnya itu dekat dengan alam, masih dekat dengan sesama manusia,” ujar Aniss.
60 masakan Sunda-Jawa prasmanan
Masakan Sunda-Jawa prasmanan jadi primadona di Tanabambu. Foto: Andi Annisa DR/detikfood
|
Mengenai menunya, Tanabambu hadirkan menu tradisional khas Sunda dan Jawa. Total keseluruhan ada 50-60 menu. Aniss menyebut pemilihan menu Sunda lantaran pemiliknya juga besar di Jawa Barat.
“Jadi menu-menunya itu adalah dari keluarga yang memang jadi favorit,” kata Aniss. Semuanya dimasak fresh di dapur yang diberi nama Pawon Bu War, kemudian disajikan di Parasmanan Bude Suprap yang lokasinya berdekatan.
Sistem bersantap di sini prasmanan. Jadi pengunjung bisa ambil piring kaleng sendiri, taruh nasi sesuai porsi, hingga pilih dan ambil lauk sendiri.
Lauk ditempatkan di baskom-baskom lurik yang disusun di area tengah. Ada juga yang masih ditaruh di atas wajan yang dimasak pakai tungku kayu bakar.
Harga menunya terjangkau, mulai dari Rp 7 ribu per porsi sampai yang termahal Rp 40 ribu. Menu ini terdiri dari olahan sayuran, ayam, telur, ikan asin, sampai entok.
Uniknya, Tanabambu juga punya pelengkap sambal selain sambal bawang dan terasi yang populer . “Kita ada pencok kacang panjang, pencok leunca, sama renceuh tomat. Itu bukan sambal yang cabai saja, tapi ada isiannya. Pakai nasi hangat saja sudah enak,” tutur Aniss.
Baca halaman selanjutnya untuk tahu menu andalan di Tanabambu.