Jakarta –
Menyimpan telur masih menyulitkan sebagian orang. Mengakali telur ayam yang mudah busuk, para peneliti lakukan eksperimen untuk menjaganya segar lebih lama.
Setiap bahan makanan memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda. Daya tahannya terhadap suhu maupun lingkungan sekitar menjadi alasan utama makanan harus diperlakukan dengan tepat.
Salah satu yang berisiko tinggi untuk rusak ialah telur. Sekilas menyimpan telur mentah adalah hal yang mudah. Apalagi ketika melihat rak telur khusus pada lemari es atau kulkas.
Faktanya telur yang disimpan secara salah justru akan mudah merusak kualitasnya. Pori-pori pada cangkang telur yang kemudian diakali oleh peneliti melalui eksperimen agar telur ayam mentah lebih panjang masa segarnya.
Baca juga: Brand Fashion Ternama Zara Buka Kafe, Ini 5 Fakta Menariknya
Manfaatkan chitosan, peneliti melakukan eksperimen untuk membuat telur yang segar lebih lama. Foto: Fox News
|
Para peneliti dari Louisiana State University (LSU) dilaporkan oleh Fox News (18/12) menemukan metode untuk memperpanjang masa simpan telur ayam mentah. Ada penggunaan chitosan yakni zat gula yang diambil dari kerangka atau cangkang hewan laut.
Beberapa butir telur ayam telah disiapkan oleh peneliti, begitu pula dengan bahan pelarut dan chitosan. Chitosan yang hendak digunakan sebelumnya dilarutkan pada larutan asam seperti cuka.
Chitosan kemudian didiamkan selama 8-10 jam sebelum digunakan untuk melapisi bagian cangkang telur secara tipis dan merata. Gao, salah satu peneliti yang terlibat, mengatakan tantangan terbesar pada eksperimen ini adalah aroma chitosan yang menyengat saat proses pelarutan dalam larutan asam.
Sebenarnya eksperimen ini merujuk pada penelitian sebelumnya yang telah memanfaatkan chitosan sebagai pengawet makanan. Beberapa buah-buahan dan sayuran tercatat oleh National Institutes of Health berhasil diawetkan menggunakan chitosan.
Baca juga: Dede Yusuf Makan di Restoran Terbaik Dunia, Begini Pengalamannya
Antara kedua telur, dipantau secara berkala dengan teliti. Foto: Fox News
|
Tetapi peneliti juga tengah mencoba menemukan bahan pelarut yang hanya butuh 15 menit untuk melarutkan chitosan. Sehingga aroma menyengatnya takkan mengganggu dan lebih mudah digunakan oleh industri-industri yang lebih sederhana lagi.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terbukti adanya pengaruh chitosan yang cukup signifikan. Telur dengan grade B atau tingkatan kualitas yang rendah menjadi objek untuk dilapisi chitosan dan disimpan pada suhu ruangan.
Hasilnya telur berlapis chitosan bertahan tanpa busuk selama 7 minggu hanya dengan suhu ruangan saja. Sementara telur yang disimpan tanpa pelapis chitosan hanya bertahan 2-4 minggu.
Informasi lanjutan dari pihak LSU mereka tak sedang menunggu perizinan dari FDA, melainkan mencari perusahaan yang siap bekerja sama untuk memasarkan telur yang dilapisi chitosan. Harapan utamanya ialah semakin banyak bahan makanan yang bertahan kesegarannya dapat diterima oleh pelanggan tanpa khawatir rusak sesaat setelah dibeli.
(dfl/odi)