Pengoperasian mesin insinerator untuk mengatasi persoalan sampah di Kota Depok mendapatkan penolakan warga. Sejumlah warga memprotes asap yang ditimbulkan dari insinerator yang berdampak terhadap kesehatan.
Sejumlah warga yang kebanyakan emak-emak menyampaikan aspirasinya tersebut dengan menggelar demo, pada Senin (23/12/2024). Demo digelar di depan lokasi insinerator di TPS Jalan Merdeka, Sukmajaya, Kota Depok.
Dalam aksinya tersebut, warga membawa peralatan dapur, seperti spatula, galon, hingga baskom. Warga juga membentangkan spanduk bertuliskan ‘Udara Bersih Hak Kami- Warga Tolak Incinerator Di Lingkungan Padat’ di lokasi demo tersebut.
Insinerator merupakan alat yang digunakan untuk membakar limbah dalam bentuk padat dan dioperasikan dengan memanfaatkan teknologi pembakaran pada suhu tertentu. Dalam hal ini, Pemkot Depok menggunakan mesin insinerator untuk membakar sampah dalam mengatasi persoalan sampah.
Sebelumnya, penggunaan insinerator untuk membakar sampah ini telah disampaikan oleh Wali Kota Depok Muhammad Idris Abdul Somad. Idris mengatakan pihaknya bekerja saama dengan beberapa perusahaan untuk membangun insinerator untuk mengatasi persoalan sampah yang sudah tidak tertampung lagi di TPA Cipayung.
“Jadi semuanya akan kita tempuh, kalau sumbangan bantuan dari pemerintah (pusat) itu kan baru bisa diimplementasi tahun 2025. Karena tahun depan baru dibangun, kalau insinerator tinggal beli alatnya, ada duitnya,” kata Idris di Depok, Jumat (21/7).
Warga di Sukmajaya, Depok demo menolak pembangunan insinerator sampah. (Devi Puspitasari/detikcom)
|
Kala itu, Idis mengatakan pihaknya akan menyewa paling tidak 2 unit mesin insinerator. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko ongkos perawatan.
“Paling tidak minimal dua insinerator. Kalau beli, risikonya nanti harus ada ongkos perawatan, merekrut operatornya, banyak hal yang harus kami lakukan,” ujarnya.
Saat itu, Idris menyampaikan hal ini akan disosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat. Akan tetapi, warga yang berdemo mengaku tidak ada sosialisasi terlebih dahulu terkait pengoperasian tersebut.
Insinerator Didemo Warga
Pengoperasian insinerator di dekat permukiman warga ditolak oleh sejumlah warga. Polusi asap yang ditimbulkan mesin insinerator mengganggu kesehatan warga setempat.
“Anak kita main di taman apa yang dihirup?” teriak warga saat berdemo, Senin (23/12).
“Asap sampah,” jawab massa aksi.
“Kita setiap lari pagi bukannya hirup udara segar malah asap sampah,” timpal warga.
Koordinator aksi, Andri, mengatakan aksi ini dilakukan karena warga merasa terdampak akibat mesin insinerator. Menurutnya, asap insinerator mengganggu warga dan lingkungan setempat.
“Aksi ini karena kami merasa terdampak akan adanya mesin ini karena asapnya dan limbahnya sangat-sangat mengganggu lingkungan kami,” kata Andri kepada wartawan di lokasi, Senin (23/12).
Simak di halaman selanjutnya: keluhan warga soal insinerator
Warga Keluhkan Asap Insinerator
Warga berdemo memprotes insinerator sampah di Sukmajaya, Kota Depok. (Devi Puspitasari/detikcom) |
Koordinator aksi, Andri, menyampaikan sejumlah keluhan dengan pengoperasian mesin insinerator ini. Salah satunya asap yang ditimbulkan mengganggu pernafasan warga sekitar.
“Dampak pada saat mesin ini dioperasionalkan benar-benar bagi kami sebagai warga secara kesehatan, sangat-sangat terganggu karena masalah asapnya ini masuk ke rumah kami. Sesak napas kami,” kata Andri di lokasi aksi, Senin (23/12).
Andri mengatakan warga sekitar mulai merasakan hidung tersumbat, mata perih, serta batuk akibat insinerator tersebut. Belum lagi bau dari pembakaran yang menyengat.
“Semua yang berada di sini merasa hidungnya tersumbat, matanya perih, batuk. Semua kita merasakan dan baunya pun menyengat,” jelasnya.
“Dampak batuk, sesak. Terutama pasti ya kan kata dokter spesialis paru tetangga kami itu sudah pasti kita. Itu sudah pasti ISPA. Yang dampak awal itu pasti ISPA dan akan melanjut ke yang lainnya,” tambahnya.
Tak Ada Sosialisasi-Operasi Sampai Malam
Hal lainnya yang membuat warga terganggu lantaran pengoperasian insinerator hingga malam hari. Warga pun tidak bisa tidur tenang dengan banyaknya asap yang ditimbulkan dari mesin insinerator.
“Itu dari pagi (insinerator beroperasi) dan kami membuktikan sampai malam. Itu ada videonya jam 22.25 WIB itu asap itu masih ngebul dan banyak. Bayangin itu buat kami. Tidur pun kami nggak tenang. Durasinya pun nggak jelas,” jelasnya.
Dia mengatakan tak ada sosialisasi terkait keberadaan mesin insinerator tersebut. Warga mengaku heran dengan insinerator tersebut yang berada di pemukiman warga.
“Dan juga adanya mesin ini tanpa diketahui kami sebagai warga yang terdekat tanpa ada sosialisasi dan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Mesin ini hanya tiba-tiba sudah dibangun. Kami sudah berusaha untuk berupaya mencari tahu dan serta bersurat kenapa mesin ini tiba-tiba muncul,” jelasnya.
Lalu bagaimana tanggapan Pemkot Depok? Berikut tanggapannya
Respons Pemkot Depok
Kadis LHK Kota Depok Abdul Rahman meninjau TPA Cipayung. (Devi Puspitasari/detikcom) |
Pemkot Depok buka suara terkait demo warga yang memprotes insinerator tersebut. Kadis Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Depok Abdul Rahman mengatakan segala kebijakan ada dampaknya.
“Dengan kegiatan hari ini bahwa ada warga masyarakat yang mengatasnamakan forum pemuda pejuang penolak insinerator yang memang itu menjadi kebijakan Kota-Kota Depok dalam rangka pengelolaan sampah yang sudah terpasang di TPS Merdeka,” kata Abdul kepada wartawan, Senin (23/12).
“Tujuan daripada aksi warga adalah menyampaikan keberatan atas keberadaan warga yang menurut catatan mereka itu ya berdampak. Nah kita memang segala kebijakan pasti ada dampaknya, tetapi prosedur tetap kita lakukan,” tambahnya.
Abdul mengatakan DLHK akan mengukur dampak dari insinerator sampah tersebut. Meski warga menolak, Abdul mengatakan tugasnya yakni mengelola sampah di Kota Depok.
“Jadi nanti kita ukur dampaknya seperti apa. Kemudian kalau mereka masih melakukan informasi-informasi atau kegiatan-kegiatan yang prinsipnya menolak karena tugas kami sekali lagi adalah bagaimana sampah di Kota Depok ini terkelola,” ucapnya.
Dia mengatakan ada sekitar 12 ton sampah dikelola insinerator di lokasi. Dengan adanya insinerator, nantinya sampah tak dibuang lagi ke TPA Cipayung.
“Karena kan di situ itu sebenarnya di RW5, di TPS Merdeka itu timbulan sampahnya satu hari kurang lebih 12 ton. 12 ton, kecil itu, Pak, kecil. Makanya dengan mesin ini harapannya selesai di situ, nggak dibuang ke Cipayung lagi,” jelasnya.
Insinerator Akan Tetap Operasi
Dia mengatakan pihaknya bakal menguji kesehatan warga dan kualitas udara di lokasi. Dibarengi dengan evaluasi, insinerator masih terus beroperasi.
“Iya (ada uji kesehatan warga) dan kita uji kualitas udara, jadi sebelum itu kita sudah uji udara juga di situ. Ya memang apapun yang kita ambil tentu, makanya saya mengambil sikap bahwa penggunaan insinerator ini akan terus kita jalankan sambil kita evaluasi efektivitasnya sejauh mana. Tadi masukan-masukan banyak sekali masukan dari Wali akan kita perhatikan,” tutupnya.
Simak juga Video ‘Mesin Insinerator Sampah yang Diprotes Warga Sukmajaya Depok’:
[Gambas:Video 20detik]
Halaman 2 dari 3
(mea/mea)