Jakarta –
Pemerintah Kota Bend, Oregon, Amerika Serikat, telah meminta warganya untuk berhenti menempelkan mata googly pada karya seni ataupun landmark di kota tersebut.
Melansir Sky, Rabu (18/12/2024), tempelan mata yang terlihat lucu tersebut banyak ditempeli patung dan mural di area kota tersebut. Namun, pemerintah daerah tersebut pun kewalahan dan harus mengeluarkan biaya untuk melepaskannya.
“Meskipun mata googly yang ditempatkan di berbagai karya seni di sekitar kota mungkin akan membuat Anda tertawa, namun perlu biaya untuk mencopotnya agar tidak merusak karya seni tersebut,” ujar pemerintah kota dalam sebuah unggahan di media sosial.
Di sisi lain, para warga setempat memang cukup terhibur dengan adanya vandalisme tersebut.
“Anak perempuan saya dan saya melewati ayam yang sedang menyala hari ini dan tertawa terbahak-bahak,” canda seorang pengguna di Facebook yang bergurau tentang patung Phoenix Rising.
“Kami menyukai mata googly tersebut. Kota ini mulai terasa pengap. Mari kita bersenang-senang!” tambah yang lain.
“Menurut saya, mata googly pada rusa secara khusus adalah penampilan yang hebat, dan mereka harus tetap seperti itu,” dukung yang lain.
Alih-alih mengurusi patung ataupun karya seni yang terkenal vandalism lucu, banyak mereka mendorong pemerintah seharusnya lebih fokus menangani masalah yang lebih penting seperti tunawisma.
Sementara itu, patung-patung di Bend sering kali dihiasi dengan dekorasi musiman seperti topi Santa dan karangan bunga yang tidak akan dicopot oleh dewan.
Landmark dan karya seni di Bend, Oregon, Amerika Serikat, yang ditempeli mata googly. (Pemerintah Bend, Oregon)
|
Namun, mata googly tersebut dihapus karena perekatnya yang menurut direktur komunikasi Bend, Rene Mitchell, dapat merusaknya.
“Kami benar-benar mendorong komunitas kami untuk terlibat dengan seni dan bersenang-senang. Kami hanya perlu memastikan bahwa kami dapat melindunginya dan tidak merusaknya,” katanya.
“Tidak ada maksud untuk bersikap kasar, dan kami tentu saja memahami bagaimana hal tersebut dilakukan. Kami memiliki koleksi seni publik yang besar ini dan benar-benar ingin menyadarkan masyarakat bahwa menempelkan perekat dapat merusak karya seni. Jadi sebagai pengelola koleksi, kami ingin membagikannya di media sosial,” tambah Mitchell.
Untuk melepaskan mata tempelan tersebut di tujuh dari delapan patung, kota Bend telah menghabiskan 1.500 USD atau sekitar Rp 24 juta.
Mitchell berujar kota itu telah mulai merawat beberapa karya seni yang terbuat dari berbagai jenis logam seperti perunggu dan baja. Patung “Phoenix Rising” bahkan mungkin perlu dicat ulang secara keseluruhan.
(wkn/wkn)