Jakarta –
Di kawasan Jatinegara ada toko kopi legendaris yang masih menjadi andalan sejak 81 tahun silam. Biji kopi arabika hingga robustanya digililing dengan segar.
Budaya minum kopi di Indonesia sudah terjadi sejak masa lampau. Tak heran banyak toko kopi legendaris yang masih bisa ditemukan di beberapa tempat tertentu.
Uniknya ciri khas dari toko kopi legendaris ini ialah pada pilihan kopi dan cara penggilingan yang khusus. Pilihan tingkat kehalusannya tak banyak, begitu pula dengan varian biji kopi yang hanya fokus pada jenis arabika dan robusta.
Di kawasan Pasar Jatinegara atau Pasar Mester masih ada satu toko kopi legendaris yang tersisa. Namanya Kopi Sedap Djaja yang sudah buka sejak sebelum kemerdekaan.
Baca juga: 10 Restoran Sushi Bersertifikat Halal, Muslim Tak Perlu Khawatir
Detail Informasi |
|
Nama Tempat Makan | Toko Sedap Djaja |
Alamat | Pasar Jatinegara Pintu Utama No.10, Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur. |
No Telp | – |
Jam Operasional |
Senin – Sabtu, 10.00 – 16.30 WIB Minggu TUTUP |
Estimasi Harga | Rp 14.500 – Rp 200.000 |
Tipe Kuliner | Kopi tubruk |
Fasilitas |
|
Toko Sedap Djaja menjual kopi di kawasan Jatinegara sejak 1943. Foto: detikcom/Diah Afrilian
|
Sudah Ada Sejak 1943
Toko Sedap Djaja yang mengisi deretan toko di bagian Pintu Timur Pasar Jatinegara ini dikenal juga dengan istilah Kopi Bis Kota. Toko tersebut menjadi salah satu yang tertua karena telah buka sejak tahun 1943, tepat 2 tahun sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia menggenggam kemerdekaan yang berdaulat.
Toko ini didirikan oleh seorang pedagang keturunan Tionghoa yang bernama Wong Hin. Sepeninggal Wong Hin, tokonya kini telah dikelola oleh generasi ketiga dari pemiliknya langsung.
Dibantu oleh beberapa pekerja yang memanggang hingga menggiling kopi, Toko Sedap Djaja masih terus berjaya. Pilihan kopinya semakin banyak, tumpukan karung tampak ketika detikfood menyambanginya (12/12), bahkan pemiliknya kini tak lagi mengingat ada berapa kilogram persediaan kopinya.
Konon beberapa tahun saat pertama kali buka, toko ini masih mengisi Pasar Seng. Tetapi karena beberapa alasan tertentu toko ini akhirnya pindah dan menempati bangunan yang tampak mulai tua di kawasan Jatinegara.
Dikelola oleh generasi ketiga dari pemiliknya, toko ini tak pernah sepi tetapi sedang mengalami kelangkaan salah satu jenis biji kopinya. Foto: detikcom/Diah Afrilian
|
Tak Pernah Sepi hingga Kopinya Langka
Bertahan selama lebih dari 80 tahun bukan hal yang mudah bagi Toko Sedap Djaja. Mempertahankan kualitas kopi untuk tetap menjaga hubungan dan kepercayaan dari pelanggannya menjadi prioritas nomor satu.
Berbeda dengan di masa lalu, toko ini diakui oleh pemiliknya sekarang lebih sepi dari sebelumnya. Walaupun begitu ketika disambangi kami tak pernah melihat toko ini sama sekali tak ada pembeli.
Setidaknya satu atau dua pembeli akan terus bergantian untuk memesan kopi yang mereka inginkan. Sayangnya akhir-akhir ini Toko Sedap Djaja mengalami kesulitan berupa harga yang naik hingga biji kopi yang langka.
Adalah kopi WB yang menjadi andalan dari Toko Sedap Djaja diakui sudah langka, bahkan tak ada pasokan sejak satu bulan yang lalu. WB sendiri ialah biji kopi yang belum terlalu matang dengan rasa sitrus tipis menuju tawar.
Pilihan kopi dan kualitas rasanya ada di halaman berikutnya.
Simak Video “Video: Menyeduh Kopi Bis Kota yang Populer di Era 1943“
[Gambas:Video 20detik]