Jakarta –
Pedagang telur gulung berinisial MR (32) tewas setelah dikeroyok dan diikat di pohon di halaman rumah bosnya di Tebet, Jakarta Selatan. MR dikeroyok dan diikat setelah dituduh menjual motor milik teman bosnya yang dipinjam untuk membeli telur.
Dalam kasus ini, polisi menetapkan empat orang tersangka, yakni AS (46), MF (28) selaku teman AS, R, dan AR. MR adalah anak buah tersangka AS (46) yang sudah bekerja selama 6 bulan sebagai pedagang telur gulung keliling.
Pada Senin (25/11), AS menyuruh MR membeli telur. Namun, saat itu, MR tidak kembali pulang hingga dicari-cari.
Tersangka MF yang dihadirkan dalam konferensi pers di Polsek Tebet, pada Jumat (13/12/2024) menjelaskan duduk perkara versi dirinya. Awalnya, MF meminjamkan motor kepada AS.
“Saya meminjamkan motor kepada Saudara Agus (AS) karena dia posisi tidak punya kendaraan. Di hari Senin itu, Bang Agus menyuruh si korban untuk berbelanja untuk dagangannya dia sekalian mengantarkan orang tuanya Bang Agus ke kontrakan,” jelas MF.
Saat MF sedang mengikuti interview kerja, dirinya dihubungi oleh AS. AS menanyakan pelat nomor motor sampai foto motor miliknya.
“Terus Bang Agus bilang ini korban sudah dari sekitar jam 14.30 WIB tidak balik-balik, itu dari tanggal 25 November 2024 kejadiannya,” katanya.
Kapolsek Tebet Kompol Murodih mewawancara MF, tersangka kasus pengeroyokan kepada pedagang telur gulung. (Taufiq Syarifudin/detikcom)
|
Motor Diduga Dijual
Seminggu kemudian, AS dan MF kemudian menyebarkan postingan di status WhatsApp hingga Facebook. Di postingan itu, MF menyebarkan foto dirinya dengan korban guna mencari informasi keberadaan anak buah AS itu.
“Lalu Bang Agus juga memposting ke grup-grup ojol dia di komunitas dia untuk meminta bantuan agar yang melihat kendaraan ini tolong diberhentikan dan sampai sekarang pun waktu itu tidak ditemukan kendaraan saya,” ungkapnya.
Sampai akhirnya, MF bertemu dengan teman korban di daerah Bekasi. Kata MF, hanya dia yang bisa menghubungkan dirinya dengan korban.
“Cuma dia yang bisa mengkoneksi dengan korban, jadi waktu itu bikin janjian untuk bertemu korban di Stasiun Bekasi,” ujarnya.
Akhirnya, MF dan AS bertemu dengan MR di Stasiun Bekasi. Hanya, motornya saat itu tidak bersama MR.
“Ketika bertemu korban di Stasiun Bekasi, korban pun juga mengakui motornya sudah dijual,,” ujarnya.
Alasan Ikat Korban
MF kemudian menjelaskan alasan dirinya dan AS menahan sampai mengikat MR di pohon, padahal kondisinya saat itu sudah babak belur dianiaya. MF berharap MR memberitahukan di mana posisi motornya saat itu.
“Kenapa, alasannya menahan korban, untuk membawa korban agar memberi tahu lokasi motor itu ada di mana,” ujarnya.
Akan tetapi, menurut MF, MR tidak mau menjawab. Alasannya sudah dijual via Facebook.
“Tapi korban tidak pernah mau menjawab dan beralasan selalu menjual ada di Facebook marketplace, sedangkan dicek di handphone-nya tidak ada postingan motor itu dijual di Facebook, marketplace,” pungkasnya.
(mea/dhn)