Jakarta –
Storm De Beul, YouTuber petualang berusia 22 tahun, meninggal dalam badai salju dahsyat di alam liar Swedia. Ia meninggal tak lama setelah mengirim pesan terakhir yang memilukan kepada neneknya.
Storm yang kerap mendokumentasikan petualangannya di channel YouTube StormOutoodrsy, ditemukan tewas di Lapland pada 30 Oktober 2024 setelah menghabiskan sebagian besar tahun ini dengan mendaki sendirian melalui wilayah Jokkmokk yang terpencil.
Dikutip dari Daily Mail, dia terjebak dalam badai salju pada malam sebelumnya. Ia sempat memberi kabar pada neneknya dalam pesan terakhir. “Di sini turun salju lebat. Tapi jangan khawatir, aku akan selamat dan pulang ke rumah,” ucapnya.
Storm juga mengirim video kepada seorang temannya yang menunjukkan bagaimana hujan salju yang lebat telah memenuhi sepatu dan ranselnya, sementara angin menghantam tendanya.
“Malam ini, (badai) akan semakin parah. Ya Tuhan,” kata Storm dalam video tersebut.
Temannya memperingatkannya tentang risikonya, tetapi Storm tampak berani dan tidak khawatir pada saat itu. “Dia seperti itu. Rasanya saya belum pernah melihatnya ketakutan,” kata ayahnya, Bout.
Tidak jelas mengapa ia meninggalkan tempat penampungannya. Namun menurut ibunya, Elisabeth Rademaker, kondisi tersebut mungkin membuatnya tak punya pilihan.
“Pohon-pohon tumbang malam itu. Mungkin tendanya juga tertiup angin dan ia tidak punya pilihan selain harus segera meninggalkan tempat itu,” duga sang ibu.
Foto: Screenshot YouTube StormOutoodrsy
|
“Saat itu suhunya -6C, dan karena badai itu bahkan terasa seperti -18C. Kaki dan tungkai bawahnya membeku. Tangannya tidak, ia mungkin masih membawa penghangat tangannya,” jelasnya.
Rademaker mengatakan putranya juga mengalami patah hidung saat ditemukan, yang menunjukkan bahwa ia terjatuh. “Ia pasti menderita dalam waktu yang lama dan meninggal sendirian. Saya terus membayangkan saat-saat terakhirnya. Itu membuat hati saya hancur,” tutur Rademaker dengan pilu.
Storm ditemukan tewas di Lapland pada 30 Oktober setelah menghabiskan sebagian besar tahun dengan berpetualang sendirian di wilayah tersebut. Pemuda itu menghabiskan sebagian besar tahunnya di alam liar Swedia dan mencintai alam terbuka.
Orang tua Storm menyadari bahwa putranya mungkin akan selamat jika bantuan lebih cepat datang dan Storm masih sanggup bertahan sehari lagi. Pasalnya, Storm sebenarnya sudah dekat dengan mobilnya untuk segera pulang. Ia juga menghubungi layanan darurat larut malam untuk memberi tahu mereka bahwa dia terluka dan butuh bantuan. Sayangnya, badai kencang terlanjur menghantam.
Pihak berwenang tidak dapat mengirim bantuan karena cuaca buruk, dan ketika sebuah helikopter akhirnya dapat dikerahkan untuk menemukannya keesokan harinya, sudah terlambat.
Foto: Screenshot YouTube StormOutoodrsy
|
Petualang muda itu ditemukan agak jauh dari tendanya dan ranselnya hampir kosong, hanya ada kantong tidur dan sikat gigi di dalamnya. Tim penyelamat tidak dapat mencari secara ekstensif di lokasi tempat dia ditemukan setelah terputus oleh kondisi beku.
Ayahnya berjanji akan kembali ke sana setelah salju mencair di musim semi untuk mencari barang-barang milik putranya. “Video-videonya adalah hal berharga bagi kami. Kameranya ada di sana, di suatu tempat di tengah salju, penuh dengan gambar-gambar dari perjalanan terakhirnya. Kami sangat ingin mendapatkannya kembali,” kata sang ayah.
Ia mengatakan bahwa begitu salju mulai mencair pada Mei, ia akan menyusuri tempat putranya ditemukan, dengan harapan menemukan barang-barang penting milik Storm.
“Semoga kamera beserta kartu memorinya masih ada di sana. Saya tahu kemungkinannya kecil, tetapi saya harus mencoba,” Bout tak dapat menahan kesedihannya.
Storm memiliki lebih dari 1.000 subscriber di YouTube-nya StormOutdoorsy, dan secara rutin mengunggah konten tentang dirinya yang berkemah di lokasi terpencil.
Orang tuanya mengatakan bahwa kisah hidup dan kematiannya memiliki banyak kemiripan dengan film Into the Wild. Film yang disutradarai oleh Sean Penn ini didasarkan pada kisah nyata seorang pria yang pergi ke alam liar Alaska sendirian.
Tragisnya, dia juga meninggal sendirian. Sangat mirip. Bukan berarti kami ingin menjadikan Storm pahlawan. Kami hanya ingin dia dikenang sebagaimana adanya. Putra kami bagaikan air yang sangat tenang dan tanah yang sangat dalam,” kata ibunya.
(rns/fay)