Jakarta –
Garam punya beragam jenis. Yang populer ada garam Himalaya yang dikenal akan khasiatnya. Lalu apa bedanya dengan garam meja yang biasa dipakai sehari-hari?
Garam termasuk bumbu wajib pada setiap masakan. Fungsinya untuk menyedapkan masakan dengan cita rasa asin gurih. Jenis makanan apapun bisa ditambahkan garam untuk memperkuat cita rasanya.
Dua jenis garam yang paling banyak digunakan adalah garam Himalaya dan garam meja. Selain tampilannya berbeda, kedua jeni sgaram ini juga punya karakteristik dan manfaat berbeda.
Dilansir dari Spice Well dan berbagai sumber lain (25/11), berikut 4 perbedaan antara garam Himalaya dan garam meja:
1. Asal dan Komposisi
fakta menarik garam himalaya vs garam meja Foto: Getty Images/iStockphoto
|
Garam Himalaya berasal dari endapan garam purba di Tambang Khewra, Pakistan. Endapan garam berwarna merah muda ini terbentuk jutaan tahun lalu saat Pegunungan Himalaya berada di bawah laut.
Oleh karena itu, garam Himalaya sering disebut sangat kaya mineral. Garam ini mengandung lebih dari 80 jenis mineral, termasuk kalium, magnesium, dan kalsium. Kandungan mineral tersebut yang membuat jenis garam ini memiliki warna merah muda atau pink yang cantik.
Sedangkan, garam meja berasal dari endapan garam bawah tanah atau diuapkan dari air laut. Proses pembentukan garam ini memiliki tahapan ekstensif yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran.
Proses tersebut juga memakai bahan aditif untuk mencegah penggumpalan. Kandungan dari garam meja ini sebagian besar terdiri atas natrium klorida dengan sedikit mineral tambahan.
Perbedaan nutrisinya digambarkan oleh Health Line. Dalam 100 gram garam Himalaya, ada kandungan kalsium 1,6 mg, potassium 2,8 mg, magnesium 1,06 mg, zat besi 0,03 mg, dan sodium 368 mg. Sedangkan, garam meja mengandung 0,4 mg kalsium, 0,9 potassium, 0,013 magnesium, 0,01 mg zat besi, dan 381 mg sodium.
2. Cita Rasa dan Kegunaan
Garam Himalaya memiliki profil rasa yang lebih kompleks, karena kandungan mineralnya. Jenisnya ada yang halus maupun masih kasar atau berbentuk kristal.
Penggunaan garam ini biasanya untuk penyedap di akhir proses memasak untuk memberikan sentuhan rasa sedikit asin. Garam Himalaya dengan jenis yang masih kasar (kristal) umumnya digunakan untuk memanggang. Selain memberi rasa asin, tapi juga menambahkan tekstur renyah.
Garam meja memiliki karakteristik bentuk dan tekstur yang lebih halus, sehingga bisa larut dengan cepat dan merata. Untuk rasa asinnya juga langsung terasa di lidah.
Penggunaan garam meja dalam memasak ideal digunakan sehari-hari. Cocok untuk membubui segala masakan, seperti sup, tumisan, maupun bumbu ungkep ayam atau ikan.
Simak Video “Hal-hal yang Perlu Diperhatikan saat Memanaskan Ulang Makanan“
[Gambas:Video 20detik]