Jakarta –
Ilmuwan ini berhasil menciptakan spaghetti tertipis di dunia. Bahkan 200 kali lebih tipis dari helaian rambut manusia.
Spaghetti merupakan makanan khas Italia berupa pasta berbentuk panjang seperti mie. Umumnya spaghetti diolah dengan bumbu bolognese, carbonara, atau aglio olio.
Namun, berbeda dengan spaghetti yang satu ini karena ukurannya sangat tipis. Dikutip dari NDTV (24/11/24) spaghetti tersebut 200 kali lebih tipis dari helaian rambut manusia.
Karenanya, itu disebut sebagai spaghetti tertipis di dunia. Spaghetti tersebut merupakan ciptaan tim ahli kimia Inggris dari University College London (UCL).
Ilustrasi spagetti. Foto: Getty Images
|
Dalam studi yang diterbitkan di Nanoscale Advances menyebutkan bahwa spaghetti itu terbuat dari adonan tepung dan asam format. Adonan itu kemudian diolah menggunakan mesin khusus.
“Dalam prosesnya, kami menarik campuran tepung dengan muatan listrik. Jadi, ini benar-benar spaghetti, hanya saja ukurannya jauh lebih kecil,” tutur peneliti Dr. Adam Clancy.
Namun, spaghetti itu tidak dimaksudkan sebagai makanan, karena akan terlalu matang jika dimasak dalam waktu kurang dari satu detik. Mengingat ukurannya diameter 372 nanometer.
Karenanya, spaghetti itu disebut juga sebagai serat nano. Serat nano ini diciptakan dengan asam pembentuk yang memecah struktur spiral pati pada tepung.
Wow! Ilmuwan Ini Ciptakan Spaghetti Tertipis di Dunia Foto: University College London
|
Asam tersebut akan menguap saat serat dipintal ke udara, sehingga meninggalkan untaian yang sangat tipis. Meski tidak disajikan sebagai makanan, spaghetti ini punya manfaat lain.
Menurut Dr. Adam Clancy, spaghetti ini dapat digunakan sebagai pembalut luka. “Spaghetti ini sama seperti matriks ekstraseluler, sel perancah alami untuk menumbuhkan jaringan,” tuturnya.
Dengan begitu, spaghetti ini dapat membantu untuk regenerasi tulang dan aplikasi medis lainnya. Serat berbahan pati ini juga dapat mencegah masuknya bateri dan sistem penghantar obat.
Namun, ini hal ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Dr. Adam Clancy menyebutkan bahwa ia dan timnya akan mempelajari seberapa cepat serat ini hancur dan bagaimana berinteraksi dengan sel tubuh.
(raf/odi)