Jakarta –
Memiliki keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang bagi pria ini. Bermodal kegigihan ia laris manis jajakan nasi lemak pakai kursi roda.
Menjalani suatu bisnis tak hanya bermodalkan biaya besar atau keahlian mengelola keuangan yang mumpuni. Kunci utamanya ialah memiliki kegigihan serta semangat yang tinggi untuk menjadi seorang pebisnis sukses.
Berbagai keterbatasan tentu menjadi hambatan yang harus dihadapi pertama kali sebelum memulainya. Termasuk pada beberapa penderita disabilitas yang bahkan memiliki keterbatasan fisik dan gerak.
Ternyata bagi mereka dengan tekad yang bulat, keterbatasan fisik sekalipun bukanlah seperti kisah seorang pria bernama Mohd Nor Bin Dini yang layak untuk ditiru.
Seorang pria penyandang disabilitas tak pantang menyerah berjualan nasi lemak setiap hari. Foto: Must Share News
|
Melansir Must Share News (24/11) ada sebuah keramaian di salah satu sudut NU Sentral, Kuala Lumpur Malaysia, setiap harinya. Ternyata pada titik tersebut terdapat sebuah gerai nasi lemak sederhana dengan resep rumahan yang setiap hari dijajakan secara segar.
Sosok dibalik penjual nasi lemak tersebut ialah Mohd Nor Bon Dini. Pria berusia 47 tahun setiap harinya duduk pada sebuah kursi roda untuk membuka gerai yang berjarak 1 kilometer dari rumahnya.
Nor telah menghabiskan setengah dari usia hidupnya duduk di atas kursi roda. Keterbatasan fisiknya ini diakui telah terjadi sejak ia berusia 20 tahun, seluruh jari tangan dan kakinya tiba-tiba kehilangan fungsinya secara total.
Awalnya ia hanya menghabiskan waktu untuk memikirkan cobaan berat yang terjadi pada hidupnya. Hingga akhirnya ia memilih untuk bangkit dan memanfaatkan sisa anggota tubuh lain yang masih berfungsi sempurna.
Tujuannya hanya demi membiayai hidupnya yang sebatang kara dan tak merepotkan orang lain. Foto: Must Share News
|
Setiap hari Nor bangun pukul 04.30 waktu setempat dan berjualan Nasi Lemak sejak pukul 07.30 – 12.00 waktu setempat. Setelah semua dagangannya habis ia akan kembali ke rumah untuk beristirahat dan terus melakukan rutinitas serupa setiap hari.
Seporsi nasi lemaknya dijual dengan harga beragam tergantung jenis lauk pauk di dalamnya. Untuk nasi lemak biasa dibanderol 3 Ringgit Malaysia atau setara dengan Rp 10.000an hingga yang paling istimewa dijual 7 Ringgit Malaysia atau Rp 25.000an.
Kerja kerasnya dilakukan hanya untuk membeli makan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengingat dirinya kini seorang sebatang kara yang bahkan ditinggalkan oleh satu-satunya teman yang telah wafat.
Setiap hari Nor mengantongi pendapatan 70 Ringgit Malaysia (setara Rp 250.000) – 90 Ringgit Malaysia (setara Rp 320.000). Tak ada yang diinginkan lainnya oleh Nor selain bisa membeli makan dan melanjutkan hidup. Para pengunjung NU Sentral juga seolah banyak yang telah menjadi langganan tetap Nor dan meramaikan warungnya setiap hari.
(dfl/odi)