Kepulauan Anambas –
Meski masih berstatus sebagai siswa SMK, Saputra Zuranda sudah memiliki jiwa kewirausahaan. Ia membuka jasa top up diamond untuk game Mobile Legend dan Free Fire yang banyak dimainkan teman-teman di desanya.
“Dari adanya internet di kampung atau desa ini, saya bisa melakukan sharing-sharing tentang pembelajaran TKJ dan berjualan online,” ungkap siswa yang akrab disapa Putra tersebut kepada detikcom belum lama ini.
Ia membuka jasa layanan top up game dengan promosi di stories WhatsApp. Putra memasang harga Rp 5.000 untuk 12 diamond. Sedangkan Rp 50 ribu mendapatkan 2.000 diamond. Uang yang didapat dari usahanya tersebut ia tabung dan sebagian untuk modal.
“Omzetnya per minggu itu bisa Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. (Uangnya) untuk ditabung dan selebihnya untuk bikin modal lagi,” terang Putra.
Saputra merupakan siswa kelas XI jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) di SMKN 3 Anambas. Di desanya koneksi internet memang masih jarang ditemui. Oleh karena itu ia ingin memanfaatkan fasilitas tersebut sebaik mungkin.
Tak hanya untuk mencari uang tambahan, keberadaan internet pun dirasakan betul manfaatnya oleh Putra. Di sekolah ia sangat membutuhkan internet untuk kegiatan belajar. Apalagi ia mempelajari teknik komputer dan jaringan.
“Kami biasanya menggunakan untuk video pembelajaran atau melakukan praktik yang membutuhkan akses internet. Pelajarinnya tentang komponen-komponen komputer, topologi jaringan, konfigurasi jaringan, pemasangan kabel-kabel, perakitan komputer,” ungkap Putra.
Kepala Sekolah SMKN 3 Anambas, Erni Subianti mengatakan akses internet di sekolahnya disediakan oleh BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika) Komdigi pada 2014. Ia pun mengakui akses internet telah mempermudah kegiatan pembelajaran di kelas.
Kepala Sekolah SMKN 3 Anambas, Erni Subianti. Foto: dok. Rifkianto Nugroho/detikcom
|
“Sangat membantu sekali untuk seluruh proses pembelajaran di sekolah, baik itu guru, siswa, dan juga membantu masyarakat sekitar,” ujar Erni.
Selain kebutuhan pembelajaran di kelas, pihak sekolah juga menggunakan internet untuk keperluan administrasi, mulai dari keperluan bagian tata usaha, bendahara dan Dapodik.
“Mulai dari administrasi untuk kepentingan guru, siswanya juga seperti itu. Kalau di tata usahanya itu ada penggunaan aplikasi Srikandi untuk surat-menyurat. Itu kan harus online,” terang Erni.
“Kalau untuk guru-gurunya, ya pemanfaatan seperti untuk PMM. Kemudian kalau untuk keuangan, bendahara (dana) BOS-nya itu aplikasi SIPBOS, SIPLah. Kemudian untuk Dapodik, upload atau update Dapodik. Nah, seperti itu,” lanjut Erni.
Akses internet bantu siswa SMK belajar di sekolah. Foto: dok. Rifkianto Nugroho/detikcom
|
Berbincang secara terpisah, Staf Hubungan Masyarakat BAKTI Komdigi, Erdita Sianipar mengatakan pihaknya hadir di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal untuk meratakan akses telekomunikasi dan informasi dalam rangka menumbuhkan atau mempercepat perekonomian masyarakat.
“Tujuan utama BAKTI Komdigi hadir bersama program-programnya di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal khususnya di Kepulauan Anambas adalah untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di masyarakat Kepulauan Anambas,” jelas Dita.
“Indonesia memiliki tantangan geografis sendiri jadi banyak daerah-daerah khususnya di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal mempunyai kesulitan untuk akses digital sehingga kami hadir dengan harapan menjebatani kesenjangan ini,” pungkasnya.
detikcom bersama BAKTI Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengadakan program Tapal Batas untuk mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, dan pemerataan akses internet di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Ikuti terus berita informatif, inspiratif, unik dan menarik dari program Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
(prf/ega)