Jakarta –
Kemenangan 2-0 Timnas Indonesia atas Arab Saudi terjadi berkat racikan strategi yang pas dari Shin Tae-yong. Para pemain Garuda pun sukses mengeksekusinya.
Indonesia awalnya ingin menerapkan pakem 3-4-3 dalam matchday keenam Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026. Formasi tersebut sudah menjadi andalan Shin Tae-yong dalam beberapa laga terakhir Timnas Indonesia.
Namun, saat melawan Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (19/11/2024) malam WIB, Shin Tae-yong kemudian mengutak-atiknya menjadi varian 3-5-2. Sang pelatih ingin menambah pemain ekstra di lini tengah, yang notabene menjadi titik lemah Indonesia saat dilumat Jepang 0-4 lima hari sebelumnya di tempat yang sama.
Marselino Ferdinan ikut ditugaskan main lebih ke tengah lapangan. Ia dipasang sebagai starter. Kehadiran Marselino membuat Thom Haye dan Ivar Jenner fokus dalam tugas bertahan.
Marselino memberikan opsi pemain tambahan, secara khusus dalam aspek operan, pada saat Timnas Indonesia melancarkan serangan dengan formasi 3-4-1-2. Indonesia berkali-kali melakukan serangan balik, dengan Marselino menjadi sasaran para pemain yang mengirim bola ke depan.
Dari proses serangan balik itu pula Marselino berhasil mencetak dwigol bagi Timnas Indonesia. Sebuah umpan akurat dalam mendistribusikan bola dari lini belakang diakhiri dengan sempurna oleh Marselino.
“Karena Arab Saudi high pressing-nya bagus, jadi kami mengubah formasi menjadi 3-5-2 dari 3-4-3. Ketiga pemain gelandang berperan sangat baik, bahkan sempurna,” kata Shin Tae-yong seusai laga.
“Bukan hanya Marselino yang mencetak dua gol, tetapi semua pemain menjalankan instruksi yang diberikan dan diikuti dengan baik di lapangan,” ujarnya menambahkan.
Keputusan mengubah formasi ini diambil tim pelatih setelah mempelajari gaya permainan Green Falcons. Menurut Shin Tae-yong, ada ruang-ruang yang bisa dieksploitasi buat Indonesia dalam melancarkan serangan balik.
Di luar proses dua gol Marselino, Indonesia sering melepaskan bola panjang jauh ke belakang garis pertahanan Arab Saudi. Garis pertahanan tim tamu memang amat tinggi, hampir ke tengah lapangan, dalam situasi menguasai bola.
“Selama tiga hari memang kami sudah latihan dengan adanya analisis dari staf pelatih semua. Arab Saudi pakai 4-1-4-1 bermain dengan high pressing,” tutur Shin Tae-yong.
“Jadi sering kali banyak ruang kosong di belakang lawan. Jadi saya memberikan instruksi kepada pemain untuk penetrasi ke belakang ketika transisi positif (dari bertahan ke menyerang) dan itu yang dilaksanakan oleh para pemain,” ucapnya.
(mro/krs)