Jakarta –
Beberapa orang punya fobia atau ketakutan terhadap makanan. Gejala yang timbul beragam, termasuk jantung berdebar kencang, sesak napas, sakit perut, mual, hingga banyak berkeringat.
Umumnya penderita fobia makanan akan menghindari makanan yang mereka takuti. Namun beberapa orang terpaksa menghadapi makanan dan rasa takut tersebut karena beberapa situasi.
Salah satunya dialami Alexandriah Govan, wanita asal Glasgow, Skotlandia yang bekerja sebagai pelayan restoran. Lewat akun TikTok-nya ia menunjukkan momen berusaha mengisi ulang botol saus tomat meski saus asam itu adalah sesuatu yang amat ditakutinya.
Govan terlihat tersedak dan mengeluarkan ekspresi wajah ketakutan. Ia juga menuliskan “momen terburuk hari ini” dalam keterangan videonya yang sudah ditonton lebih dari 8,7 juta kali.
Govan pun mengaku memang punya fobia saus tomat. Ketakutan ini bersumber dari trauma masa kecilnya ketika kakak perempuan Govan menyiramnya dengan sebotol saus tomat.
“Baunya, bahkan warnanya, membuat saya gemetar. Saya sangat membencinya,” kata Govan seperti dikutip dari Fox News (9/11/2024).
Wanita pelayan restoran ini takut dengan saus tomat, tapi terpaksa harus menghadapinya. Foto: TikTok Alexandriah Govan/Jam Press
|
Namun sebagai seorang pelayan, Govan kerap harus menghadapi saus tomat. Dia pun harus berusaha menyembunyikan reaksinya yang ekstrem terhadap saus tersebut.
Ia menambahkan, “Menurut saya, bau asam adalah yang paling tidak mengenakkan. Saat pelanggan menggunakannya, suara botolnya membuat perasaan saya semakin tidak enak.”
Selain saus tomat, Govan mengaku juga takut jenis saus lain, terutama mayonnaise. Banyak netizen pun menyoroti hal yang dialaminya dengan menyebut kalau mereka juga takut saus tomat.
Kepada Fox News, Rachel Goldberg selaku terapis gangguan makan di Los Angeles, Amerika Serikat memberikan pandangannya soal kasus Govan. Ia mengatakan ketakutan Govan akan saus tomat mungkin bukan fobia sesungguhnya.
Sebab jika alami fobia nyata, Govan tidak dapat menoleransi kerja di tempat dimana ia akan terus menerus bersentuhan dengan saus tomat menurut Goldberg.
“Dalam kasusnya, dia dapat berada di dekat saus tomat, meskipun dengan rasa tidak nyaman yang nyata,” jelas Goldberg. Ia pun lebih mendiagnosis Govan mengalami gangguan makan Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder (ARFID) dimana ketakutan berakar pada keengganan terhadap tekstur, bau, atau rasa makanan.
Rasa takut akan saus tomat yang dialami pelayan restoran bersumber dari trauma masa kecil. Foto: iStock
|
Menurut Goldberg, rasa takut cenderung bertahan karena diperkuat secara mental dan perilaku. Ketika Govan menyuarakan ketakutan akan saus tomat, bisa jadi rasa takutnya justru sebagai kuat.
Jika ingin mengatasinya, Goldberg menyarankan Govan untuk terus mencoba lebih mengekspos dirinya terhadap saus tomat atau mengubah persepsinya terhadap saus tomat agar tidak terlalu menakutkan.
“Karena ia sudah menoleransi beberapa tingkat paparan, beralih ke sedikit mencicipi atau menemukan cara untuk memasukkannya ke dalam makanan yang ia sukai mungkin dapat membantu,” saran Goldberg.
Mencari tahu apa yang membuat saus tomat begitu menakutkan baginya juga dapat membantu kata Goldberg. Misal jika itu terkait trauma masa kecil, membahas bagaimana peristiwa itu tidak lagi menentukan hubungannya dengan saus tomat dapat membantu.
(adr/odi)