Jakarta –
Kakorlantas Irjen Pol Aan Suhanan mengungkap data ribuan nyawa melayang akibat kecelakaan sepeda motor di sepanjang tahun 2024. Penyebab kecelakaan bervariasi. Namun umumnya, kecelakaan terjadi karena pelanggaran lalu lintas.
“Angka kecelakaan sampai bulan September 111 ribu lebih, dengan korban meninggal dunia sekitar 20 ribu lebih, artinya dalam satu hari ada tiga nyawa meninggal akibat kecelakaan lalu lintas,” ungkap Aan Suhanan saat memberikan sambutan Indonesia Motorcycle Show (IMOS) di ICE BSD Tangerang, Rabu (30/10/2024).
“(Dari) 111 ribu kejadian, 74 persennya melibatkan pengemudi roda dua atau sepeda motor. Begitu juga korbannya, 60 persen adalah pengemudi roda dua. Dengan angka 20 ribu korban kecelakaan meninggal, berarti ada tiga manusia yang meninggal di jalan setiap hari,” jelasnya lagi.
Aan melanjutkan dampak serius yang ditimbulkan oleh kecelakaan lalu lintas tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menyebabkan luka parah permanen maupun tidak permanen hingga mempengaruhi kualitas hidup para korban dan keluarga mereka.
“Dalam satu hari ada seorang anak yang menjadi yatim piatu,” kata Aan.
“Kemiskinan bisa ditimbulkan oleh kecelakaan lalu lintas,” tambahnya lagi.
Belum lagi, jumlah korban menunjukkan tren yang mengkhawatirkan sebab mayoritas korban meninggal berada dalam rentang usia produktif.
“Sebagian besar itu usia usia produktif. Kalau usung tema Indonesia emas 2024, akibat dari kecelakaan bisa menghambat itu, kalo kita tidak berbuat apa-apa,” jelas Aan.
Namun dia juga menyoroti teknologi yang sudah berkembang di sepeda motor sebagai langkah preventif kecelakaan di jalan. Kelayakan teknis di jalan juga menjadi faktor penyebabnya.
“Kami lihat dari APM juga sudah menerapkan teknologi teknis kendaraan bermotor yang memperhatikan keselamatan terutama sistem pengereman. Angka yang kami punya, teknis roda dua menduduki ranking keempat yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas, ada 90 persen lebih akibat teknis kendaraan,” jelas Aan.
“Data di kita menyebutkan bahwa dari korban kecelakaan pengguna sepeda motor itu sebagian besar luka yang mengakibatkan kematian adalah luka yang ada di kepala,” tambahnya lagi.
Seperti disinggung sebelumnya, Aan mengatakan kesadaran masyarakat akan keselamatan berlalu lintas masih minim.
“Masyarakat masih belum care terhadap keselamatan diri sendiri. Contoh penggunaan helm, jaket untuk kurangi luka, sarung tangan sepatu dan sebagainya. Dianggap polisi mengada-ada, padahal itu meminimalisir tingkat fatalitas korban kecelakaan,” jelas Aan.
(riar/dry)