Jakarta –
Manfaat Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kian dirasakan oleh semua kalangan masyarakat di Indonesia, tak terkecuali oleh Diyah Ayu Priantari (30) peserta JKN asal Desa Kalipang, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri. Ibu rumah tangga ini mengaku merasa terbantu berkat menjadi peserta JKN, sebab dua kali dirinya menjalani persalinan seluruh biaya ditanggung penuh oleh Program JKN.
“Saya terdaftar menjadi peserta JKN sejak tahun 2019. Dengan menjadi peserta JKN, saya berpikir apabila membutuhkan pelayanan kesehatan dapat diringankan terkait masalah biaya, tidak ada beban lagi karena semua sudah ditanggung JKN. Sudah dua kali menggunakan JKN untuk keperluan melahirkan dan secara caesar semua. Persalinan pertama pada tahun 2021 dan yang kedua tahun 2024,” tutur Diyah, dalam keterangan tertulis, Rabu (3/10/2024).
Pada kehamilan pertama tahun 2021, Diyah mengungkapkan jika proses persalinannya harus dilakukan secara bedah caesar. Awalnya Dian hanya pergi ke bidan untuk melakukan kontrol rutin, akan tetapi pihak bidan menyarankan Diyah untuk melakukan ultrasonografi (USG) supaya dapat mengetahui perkembangan janin secara lebih jelas.
Lalu atas saran bidan desa, Diyah pergi ke rumah sakit untuk USG. Sesampainya di rumah sakit, atas saran dokter Diyah langsung diarahkan untuk dirawat inap dan dilakukan bedah sesar karena usia kandungannya sudah terlewat dari yang seharusnya.
Diyah menceritakan ia khawatir apabila biaya untuk persalinannya tidak dijamin JKN. Karena ia melahirkan bukan dengan cara vaginal birth atau normal melainkan harus melalui tindakan bedah dan harus rawat inap selama lima hari untuk mengontrol pemulihan pasca-melahirkan.
Beruntung dokter yang menangani Diyah mengatakan jika semua biaya persalinan dapat ditanggung penuh oleh JKN dengan status kepesertaannya harus aktif. Setelah mengetahui jika semua tindakan yang diberikan untuk persalinan ditanggung JKN, kini Diyah tidak lagi ragu untuk menggunakan JKN.
“Ketika saya ke rumah sakit niat awalnya hanya untuk melakukan USG, akan tetapi sama dokternya langsung disuruh rawat inap. Tadinya saya khawatir terhadap biaya, karena sangat mendadak dan tidak ada persiapan sama sekali. Terlebih perkiraan biaya yang harus dikeluarkan bisa mencapai lebih dari 10 juta rupiah,” jelasnya.
“Alhamdulillah dokter yang menangani saya memberitahukan kalau semua biaya dapat ditanggung JKN asalkan statusnya aktif. Jadi ketika mau melahirkan anak kedua sudah tidak khawatir lagi karena dapat ditanggung JKN,” katanya.
Sebagai ibu rumah tangga yang tiap hari mengasuh anak-anaknya, ia pun sering merasa lelah dan tubuhnya kurang bugar. Oleh sebab itu, Diyah melakukan olahraga setidaknya sekali dalam seminggu supaya tetap terjaga kondisi kesehatan tubuhnya serta mengonsumsi makanan yang bergizi. Diyah juga mengungkapkan, dirinya memiliki potensi terkena penyakit hipertensi dan diabetes karena terdapat turunan dari keluarganya.
Hal tersebut menyebabkan dirinya harus betul-betul menjaga pola makan supaya terhindar dari potensi penyakit tersebut. Lebih lanjut, Diyah menuturkan selain dengan berolahraga dan menjaga pola makan, juga harus menjaga pola pikir yang baik. Karena tidak sedikit orang-orang terkena penyakit karena memiliki beban pikiran yang mendalam.
“Biasanya saya mengikuti senam sekali dalam seminggu. Karena sedang menyusui jadi asupan yang saya makan juga harus seimbang antara sayur, karbohidrat, dan protein. Apalagi dari keluarga memiliki keturunan hipertensi dan diabetes,” jelasnya.
“Jadi harus diperhatikan makanan yang dikonsumsi. Tidak lupa minum air putih yang cukup, dan saya memiliki kebiasaan tiap bangun pagi langsung minum air putih. Selain itu, untuk menjaga kesehatan juga harus memiliki pola pikir yang baik, tidak usah terlalu banyak pikiran karena hal tersebut juga bisa membuat diri kita terserang penyakit,” pungkasnya.
Simak juga Video ‘Jokowi Temui Peserta JKN-KIS di Gunungkidul: Semua Harus Sehat’:
[Gambas:Video 20detik]
(akd/ega)