Jakarta –
Rusdi Kirana resmi menjadi Wakil Ketua MPR dari Fraksi PKB. Sebelum terjun ke politik, Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pengusaha sukses lewat Lion Air Group.
Dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (3/10/2024), Rusdi Kirana lahir di Cirebon, 17 Agustus 1963. Rusdi mengawali karier sebagai salesman mesin ketik dengan penghasilan USD 10 atau Rp 120 ribu per bulan.
Rusdi kemudian banting setir ke dunia penerbangan. Dilansir Antara, Rusdi Kirana mulai mendirikan Lion Air pada Oktober 1999 dengan modal USD 10 juta.
Rusdi, lewat Lion Air, melakukan revolusi di dunia penerbangan Indonesia lewat penerbangan berbiaya murah (low cost carrier). Dia menjual tiket maskapai yang terkenal dengan slogan ‘We Make People Fly’ itu dengan harga lebih murah dari maskapai lain.
Langkah Rusdi itu menuai banyak tentangan, terutama dari perusahaan penerbangan lain. Rusdi mengaku pernah dihujat dan dihujani pertanyaan soal modal asing hingga rasa nasionalisme selama tujuh jam di Komisi IV DPR RI.
Lion Air dianggap memiliki hubungan dengan perusahaan penerbangan Singapura, padahal kenyataannya nama Lion diambil dari zodiak Rusid, yakni Leo. Meski gebrakannya banyak menuai kontroversi, Rusdi berhasil membawa Lion Air sukses memiliki 24 pesawat yang terdiri dari 19 MD80 dan lima pesawat DHC-8-301 hanya dalam tempo 6 tahun.
Lion Air juga meraih 600.000 orang lebih penumpang per bulan atau menguasai 40 persen dari seluruh segmen pasar. Pada 2004, Lion Air menempati posisi kedua dalam jumlah penumpang yang diterbangkan.
Rusdi pun terus mengembangkan sayap bisnis Lion Air dan berniat menjadi market leader dalam penerbangan domestik. Lion Air Group yang dipimpinnya menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa maskapai, yakni Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo Air, Thai Lion Air, hingga Super Air Jet.
Berdasarkan catatan detikcom, Rusdi Kirana juga membuat heboh dunia penerbangan internasional pada 2011 dan 2013. Pada 2011, Lion Air dan Boeing memfinalisasi rekor pembelian 230 pesawat 737 senilai USD 22,4 miliar di depan Presiden AS saat itu, Barack Obama.
Rudi kembali bikin geger pada 2013. Lion Group, termasuk Batik Air, meneken kontrak pembelian 234 pesawat Airbus senilai USD 24 miliar yang disaksikan langsung Presiden Prancis saat itu, François Hollande.
Meski mencatatkan sejarah dengan rekor fantastis pembelian pesawat dari dua pabrikan raksasa, Rusdi tak meninggalkan gaya khas maskapainya. Rusdi tetap berupaya menerbangkan seluruh penumpang dengan kelas ekonomi dan harga terjangkau.
Rusdi juga menjaga gaya hidup sederhana dan menjadikan pendidikan fokus utamanya. Rusdi juga sempat ‘ngamuk’ ketika maskapai Indonesia di-black list alias tak bisa terbang ke Eropa. Rusdi mengatakan hal itu tidak adil.
Rusdi menjabat sebagai Presiden Direktur Lion Air Group hingga 2014. Dia kemudian tak lagi memegang jabatan utama di perusahaan setelah bergabung dengan PKB.
Meski demikina, Rusdi terus terlibat aktif dalam memberi arahan strategis jangka panjang Lion Group. Pada 2017, Rusdi Kirana diangkat menjadi duta besar Indonesia untuk Malaysia.
Rusdi juga pernah menjabat sebagai anggota Dewan Penasihat Presiden Joko Widodo (Jokowi). Rusdi juga menjabat Waketum PKB.
Lolos ke Parlemen
Pada Pemilu 2024, Rusdi Kirana maju sebagai calon anggota DPR di Dapil Jatim VIII. Dia meraih 121.080 suara pada Pileg 2024 dan membawanya ‘terbang’ ke Senayan.
Rusdi kemudian dipercaya oleh PKB untuk menduduki kursi Wakil Ketua MPR. Usai dilantik, Rusdi mengatakan dirinya ingin memperjuangkan nasib UMKM yang menurutnya saat ini menghadapi tantangan berat.
“Saya targetnya adalah ekonomi bidang UMKM. Karena saya sangat terusik dengan namanya pabrik-pabrik atau pengusaha konveksi, yang rumahan, yang bikin baju itu,” kata Rusdi usai rapat paripurna pelantikan pimpinan MPR di gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Kamis (3/10/2024).
Rusdi menyebut tren pendapatan UMKM menurun gara-gara harga barang impor yang lebih murah. Dia mendorong pemerintah memberikan perlindungan kepada UMKM mengenai permasalahan ini.
“Nah, itu sudah hampir rata, menurun para pengusaha yang rumahan, karena barang impor sangat murah sekali. Nah, kita akan perjuangan itu, bagaimana pemerintah bisa memberikan proteksi pada mereka,” ujarnya.
Simak juga Video ‘Penerbangan ke Wilayah Timur Indonesia Jadi yang Paling Menantang’:
[Gambas:Video 20detik]
(haf/dhn)