Jakarta –
Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) segera berlaku pada Oktober 2024. Seluruh pihak yang terkait dengan pemrosesan data pribadi, wajib menyesuaikan segera dengan ketentuan UU PDP.
Managing Director of Accenture Indonesia – Data & AI Lead, Budiono mengingatkan dampak berlakunya UU PDP bagi bisnis dan para pelaku industri kreatif di salah satu sesi IdeaFest 2024 ‘Revolutioning Productivity with AI-Powered Creativity’.
Diberlakukannya UU PDP dianggap sebagai kemenangan bagi warga Indonesia dan sebuah langkah maju di ranah perlindungan privasi. Namun jika ditelisik lebih jauh, adanya UU PDP juga menjadi tantangan tersendiri bagi komunitas bisnis di Indonesia, bahkan mengubah lanskap tata kelola data di Indonesia secara keseluruhan.
“Teman-teman harus aware nanti Oktober UU PDP sudah berlaku di Indonesia. Hukuman terberatnya adalah denda revenue, kalau gak salah 2% dari bruto. Jadi kalau perusahaan Anda berpenghasilan Rp 1 triliun berarti 2%-nya bisa jadi denda kalau ada satu saja pelanggan yang merasa datanya breach gara-gara perusahaan Anda ataupun gara-gara aktivitas Anda,” Budiono mengingatkan.
Ia menyarankan beberapa hal yang harus diingat para pekerja di industri kreatif, antara lain keharusan adanya persetujuan dari pengguna sebagai pemilik data, terkait aktivitas pengumpulan data (consent collection).
“Kalau teman-teman kreatif bikin solusi yang mengaktivasi data dan menggunakan data pelanggan dengan brand, pastikan ada consent collection. Jadi ada check list-nya, ‘saya mengikuti acara ini, oke’, ‘saya capture ini ada AI-nya’, pengguna kasih consent, oke,” papar Budiono memberikan gambaran.
“Yang kedua, pastikan brand-nya punya policy kalau customer-nya gak mau ikutan, consent-nya mau dicabut gimana caranya? Pastikan dia (brand) punya. Kalau nggak (punya), akan bingung menyimpan (datanya) sampai kapan. Ini sangat penting. Karena teman-teman kreatif bekerja dengan brand misalnya, berarti teman-teman adalah data processor. Artinya, mengelola datanya brand itu. Itu juga bisa kena hukumannya. Jadi pastikan align dengan brand-nya terkait topik itu,” jelasnya.
Sementara itu, CEO & Founder of MadebyHumans & MadebyMachines Michael Andrian, mengingatkan pentingnya keamanan data untuk segala implementasi terkait dengan digital. “I think data security itu sangat penting, gak hanya di AI tapi any implementation digital. Karena kalau ngomongin software development, selalu ada security compliance dulu yang harus kita lakukan,” sebutnya.
Michael berbagai pengalamannya saat membuat kampanye marketing dengan salah satu brand. Disebutkan olehnya, brand tersebut memiliki panduan dan etika AI terkait keamanan. Menurutnya, cukup banyak perusahaan yang menggunakan AI berlisensi. AI tersebut dilatih menggunakan data brand atau perusahaan itu sendiri sehingga dipastikan sudah mematuhi aturan.
“Jadi selain ikuti guideline dari brand-nya, kita juga harus aware dengan license-license tersebut, sehingga AI yang kita pakai cuma yang memang di-train-nya itu sudah sesuai ethical standard, dan sudah minta izin sama creator-nya. Yang kedua, kita harus ada awareness terhadap implementasi security, seperti pakai server yang sudah ada protection-nya di sana supaya tidak mudah dibobol hacker,” tutupnya.
(rns/rns)