Jakarta –
Menjadi chef resto Jepang selama 27 tahun membuat pria ini handal meracik ramen nikmat. Kini ia pilih berhenti dari profesi bergaji besar tersebut dan menjual ramen gerobakan di kaki lima.
Jalan hidup seseorang memang tidak ada yang tahu. Selama puluhan tahun berkarir sebagai chef di hotel dan restoran Jepang, chef Ariel kini memilih jalan karir berbeda.
Chef Ariel mendirikan Ramen Siege di dekat Stasiun MRT Blok A, tepatnya di Jalan RS. Fatmawati Raya Nomor 15 A. Gerai ramen kaki lima ini menawarkan semangkuk ramen nikmat dan berkualitas dengan harga mulai dari Rp 37 ribu.
Ditemui detikfood (4/9/2024) di gerainya, chef Ariel bercerita sudah berkecimpung di dunia masak memasak sejak usia 19 tahun. Ia menekuni karir sebagai chef hingga kini hendak memasuki tahun ke-27.
Ramen Siege, usaha ramen kaki lima milik chef Ariel. Foto: Andi Annisa DR/detikfood
|
“Saya spesialis di Japanese food, pernah ke 4 negara yaitu Dubai, Singapura, Vietnam, dan Jepang sendiri,” katanya. Chef Ariel bekerja di hotel maupun di restoran Jepang.
Namun pada tahun 2023, ia memutuskan berhenti dari pekerjaan dengan gaji besar tersebut. Pria 47 tahun ini memilih buka usaha sendiri.
Chef Ariel mengungkap, “Saya memutuskan berhenti kerja dari dapur restoran dengan gaji yang cukup besar pada saat itu. Saya harus berani mandiri karena dengan usaha sendiri saya bisa dapat lebih.”
Baginya sudah cukup waktu bekerja untuk orang lain. “Itu rezekinya dari orang. Sekarang saya coba usaha sendiri, langsung rezeki dari Tuhan. Jadi baik sepi maupun ramai saya terima sendiri,” ucapnya sambil tersenyum.
Chef Ariel pun membawa ‘bekal’ pengetahuan dan pengalamannya sebagai chef ke usahanya kini. Ia yang sudah mengetahui seluk beluk membuat mie, kaldu, hingga topping ramen akhirnya membuat semuanya sendiri untuk Ramen Siege.
“Basic bikin ramen saya pelajari di Jepang, juga di Indonesia. Mencicipi beberapa taste,” katanya. Ia bahkan membuat mie segar sendiri berbahan telur bebek dan telur ayam sehingga lebih gurih.
Salah satu menu nikmat di Ramen Siege. Foto: Andi Annisa DR/detikfood
|
Chef Ariel juga memaksimalkan proses bikin kaldu paitan dari tulang, ceker, dan lemak ayam. Kaldu ini dimasak berkala dengan durasi 8-9 jam.
Tadinya, chef Ariel hanya menawarkan 50 porsi ramen sehari di Ramen Siege. Namun kini jumlahnya sudah bertambah jadi 75. Jumlahnya terbatas karena ia masih membuat semuanya sendiri.
Hal itu sekaligus jadi kendala bagi Ramen Siege. Ia mengaku waktu penyajian ramen jadi lebih lama. Namun ia bersyukur kebanyakan pelanggan memahaminya.
Pria yang belajar masak otodidak ini mengaku tak menyangka dengan sambutan positif untuk Ramen Siege. Terbukti dari banyaknya pelanggan yang datang silih berganti.
Ia mengatakan yang terpenting dirinya sudah punya dua ‘bekal’ sebelum memulai usaha sendiri. Dua hal itu adalah pengalaman dan guru.
Gyoza juga bisa dicicipi di Ramen Siege. Foto: Andi Annisa DR/detikfood
|
“Kebetulan saya sudah ada pengalaman, ya guru saya juga ada beberapa yang suka sharing. Jadi kalau masa jenuh itu datang, saya biasanya sharing dengan orang yang lebih berpengalaman,” ujar chef Ariel.
Di tempatnya, chef Ariel menawarkan ramen fusion aneka topping dengan 3 pilihan kuah yaitu Creamy, Spicy, dan Shoyu. Menu andalannya Edogawa Ramen Truffle Oil (Rp 45 ribu) dan Oboro Chizu Ramen (Rp 40 ribu).
(adr/odi)