
Jakarta –
Matahari buatan adalah sebuah perangkat fusi mega nuklir dengan cara kerja mirip matahari sungguhan. Matahari buatan menggunakan inti atom yang menghasilkan energi besar melalui reaksi penggabungan (fusi) atom hidrogen.
Dikutip dari situs Chinese Academy of Sciences, reaksi fusi ini menghasilkan energi yang diubah menjadi energi listrik yang sangat besar. Meski begitu, energi matahari buatan memang tidak sebesar matahari sungguhan.
Namun energi dari matahari buatan diharapkan bisa menjadi alternatif bagi kehidupan manusia. Sehingga manusia tak perlu bergantung pada energi fosil seperti sekarang. Tak heran jika banyak negara mengembangkan matahari buatan.
8 Negara yang Menciptakan Matahari Buatan
Mengutip dari laman Newsweek, CNN World, Tweaktown dan sciencealert, berikut deretan negara-negara maju di dunia yang turut mengembangkan teknologi matahari buatan:
1. China
Negara China bisa dibilang menjadi yang terdepan dalam pengembangan matahari buatan. Situs American Nuclear Society mengatakan, China mendaftarkan banyak paten terkait matahari buatan pada 2011-2022.
Pada Agustus 2023, matahari buatan Huanliu-3 (HL-3) mewujudkan mode operasi tingkat tinggi dengan arus plasma mencapai satu juta Ampere. Hal ini menegaskan posisi China sebagai yang terdepan dalam teknologi matahari buatan.
2. Korea Selatan
Sejak tahun 2008, Korea Selatan sudah melakukan pengujian energi fusi untuk mengembangkan proyek matahari artifisial buatannya yang disebut KSTAR. Pada September 2022 lalu, matahari buatan Korea Selatan ini sukses menghasilkan suhu panas 100 juta derajat Celcius hanya dalam 30 detik.
Kemajuan ini mungkin kecil, namun luar biasa dalam penemuan sumber energi alternatif yang bersih. Korea Institute of Fusion Energy (KFE) menargetkan untuk meningkatkan suhu plasma dari KSTAR hingga 100 juta derajat Celcius dalam 300 detik pada 2026 mendatang.
3. Jepang
Tokamak JT-60SA merupakan reaktor fusi nuklir Jepang yang pembangunannya berbasis di wilayah Naka, Tokyo. Mesin setinggi 51 kaki ini membutuhkan waktu 15 tahun untuk dibangun.
Meski belum secanggih matahari buatan China, tokamak JT-60SA yang berbentuk seperti donat ini mampu menampung dan memanaskan plasma berputar hingga 200 juta derajat Celcius.
Saat ini, tokamak JT-60SA masih menjadi fasilitas reaktor fusi terbesar yang sekaligus merupakan versi percobaan dari proyek matahari artifisial ITER buatan Prancis.
4. Perancis
Proyek matahari buatan International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) diperkirakan akan menjadi reaktor tokamak terbesar di dunia. Proyek energi paling ambisius ini tengah digarap di Cadarache, Perancis dan telah berjalan sejak tahun 2006.
Berdasarkan penjelasan dari European Commission, proyek ITER harapannya bisa menghasilkan sumber energi terbarukan yang rendah karbon dan ramah lingkungan. ITER awalnya dibangun di Prancis, namun saat ini digawangi 6 negara bersama European Union. Keenamnya adalah India, Jepang, China, Rusia, Korea Selatan, dan Amerika.
5. Amerika Serikat
Peneliti dari Plasma Science and Fusion Center (PSFC) di Institut Teknologi Massachusetts mengklaim, telah menemukan teknologi yang mereplikasi matahari. Teknologi ini berupa magnet yang dapat membuka teknologi fusi nuklir.
Teknologi magnet buatan tim dari MIT ini rencananya akan digunakan dalam reaktor tokamak bernama SPARC. Reaktor ini milik perusahaan tenaga fusi Amerika, Commonwealth Fusion Systems.
6. India
Mega proyek matahari buatan ITER menggandeng sejumlah negara dalam pembuatannya, salah satu mitra dalam proyek ini tak lain adalah India. Sebagai mitra, India bahkan mengkontribusikan hingga 10% dari total biaya pembangunan ITER. Hal ini seperti yang tertera pada laman ndtv.com.
Tak hanya menyumbangkan dana, perusahaan Larsen & Toubro asal India rupanya juga memberikan komponen terbesar berupa sebuah kulkas seberat 3800 ton yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan reaktor. Karena itu, Dr Tim Luce selaku Chief Scientist ITER menganggap India sebagai mitra berharga dalam proyek global ini.
7. Inggris
Sejak tahun 1990, Inggris memiliki reaktornya tersendiri yang dikenal dengan nama Mega AMP Spherical Tokamak (MAST). Reaktor ini sempat berhenti beroperasi, sebelum akhirnya diperbarui oleh kalangan peneliti Inggris.
Setelah 7 tahun diperbaiki, reaktor MAST yang berada di Culham Centre for Fusion Technology kini berhasil mencapai fusi pertamanya. Reaktor MAST versi upgrade ini pun menjadi cikal bakal prototipe Inggris Spherical Tokamak for Energy Production (STEP) yang ditargetkan rampung pada 2040 nanti.
8. Jerman
Synlight merupakan perangkat matahari buatan ciptaan Jerman yang terbuat dari susunan 149 lampu sorot raksasa. Menurut Reuters, Synlight dikatakan dapat memproduksi cahaya 10.000 kali lebih kuat dibanding matahari biasanya. Tak hanya itu, miniatur matahari karya German Aerospace Center ini juga bisa menghasilkan suhu panas hingga lebih dari 3,000 derajat Celcius.
Setiap negara yang sudah memiliki teknologi matahari buatan, saat ini seperti sedang berlomba. Hingga saat ini, China masih memimpin kompetisi dengan kemajuan teknologinya.
Matahari buatan adalah harapan sumber energi yang bersih karena tidak meninggalkan emisi dan gas rumah kaca. Dengan kemajuan teknologi dan kekuatan finansial tiap negara, bukan tidak mungkin matahari buatan jadi kenyataan.
Simak Video “7 Negara yang Bikin Matahari Buatan“
[Gambas:Video 20detik]
(row/row)