Jakarta –
Penggunaan kecerdasan buatan dalam pengembangan video game telah semakin dalam. Penggunaan AI atau kecerdasan buatan dalam pengembangan gim telah disambut dengan antusias dan rasa takut.
Hal itu berdasarkan laporan industri terbaru dari perusahaan Unity, yaitu perusahaan game engine. Para studio atau pengembang gim sudah mulai menggunakan kecerdasan buatan untuk menghemat waktu dan meningkatkan produktivitas dengan menciptakan aset dan kode.
Namun dengan waktu yang cukup, masa depan video game kemungkinan besar akan sepenuhnya dibuat dengan menggunakan AI. Menurut CEO Nvidia Jensen Huang, hal itu bahkan bisa terjadi dalam waktu hanya 10 tahun.
Jensen Huang adalah orang di balik perusahaan yang mendapatkan keuntungan sangat besar dari penjualan GPU ke beberapa perusahaan terbesar dalam industri AI, dilansir dari Futurism pada Senin, (25/3/2024).
Perusahaan itu mengumumkan perangkat GPU terbarunya pada acara konferensi teknologi yang diadakan minggu ini. Menuju akhir acara tersebut, seorang jurnalis bertanya kepada Huang tentang kapan kita bisa melihat munculnya gim dimana setiap pixel dibuat secara real-time per frame rate, seperti yang dikutip oleh Tom’s Hardware.
“Dalam lima tahun dari sekarang, Anda mungkin benar-benar berada di tengah ketika segalanya berubah secara real-time, dan semua orang berkata ‘oh, lihat, ini sedang terjadi’,” kata Jensen Huang.
“Jadi, saya akan mengatakan bahwa dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, di suatu tempat di antara keduanya, secara luas ini akan terjadi,” imbuhnya.
Dunia Virtual
Tentu, kita masih belum memiliki gambaran tentang bagaimana masa depan dimana seluruh kata-kata di dunia digital dibuat secara instan oleh AI.
Meskipun generator gambar dan video seperti Sora yang diumumkan baru-baru ini oleh OpenAI telah membuat kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, kemungkinan kita masih beberapa tahun jauhnya untuk dapat berinteraksi secara langsung yang sepenuhnya diimajinasikan oleh model AI.
Namun, kemajuan tersebut masih bisa dicapai. Penerbit gim Ubisoft memamerkan prototipe untuk karakter non-playable yang didukung kecerdasan buatan, disebut sebagai ‘NEO NPC’. Ia memungkinkan pemain manusia untuk berbicara secara natural dengan avatar digital, meskipun kapan kemunculan dari NPC AI ini yang masih belum jelas.
Penyebarluasan alat kecerdasan buatan dapat segera berarti bahwa bahkan individu yang memiliki sedikit pengetahuan pemrograman pun dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat pada pengembangan video gim di masa depan mendatang. Namun, kita harus masih menunggu kemana teknologi tersebut akan membawa kita.
Tidak hanya itu, perlu dicatat juga keraguan moral dalam melatih kecerdasan buatan dengan menggunakan karya cipta orang lain tanpa memberi kredit kepada pencipta aslinya. Hal itu disebut sebagai ‘krisis hak cipta’ seperti yang diungkapkan oleh Wired tahun lalu, yang kemungkinan besar akan berdampak pada industri gim.
*Artikel ini ditulis oleh Mohammad Frizki Pratama, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video “Bangkit 2024 Google Siap Bekali 9 Ribu Mahasiswa Baru dengan Keterampilan AI“
[Gambas:Video 20detik]
(fay/fay)