Jakarta –
Cagar alam India dikejutkan dengan kematian misterius yang dialami kawanan gajah. Totalnya ada 10 gajah yang mati misterius.
Dilansir dari Independent UK pada Sabtu (2/11), Cagar Alam Harimau andhavgarh di negara bagian Madhya Pradesh melaporkan bahwa 10 dari 13 gajah mulai mati pada hari Selasa.
Seorang penjaga taman melihat beberapa gajah dalam keadaan tidak baik-baik sekitar 2 km dari perkemahan mereka. Ia kemudian memberi tahu atasannya dan segera mengirim tim dokter hewan.
Dokter hewan menemukan empat gajah telah mati. Mereka memberikan perawatan medis kepada seluruh kawanan, tetapi empat gajah lainnya mati pada Rabu malam, dan sepasang lainnya pada Kamis.
Pihak berwenang mengatakan mereka sedang menunggu laporan postmortem untuk memahami penyebab kematian massal tersebut.
Tiga anggota kawanan yang selamat sedang dalam pengamatan.
Tim dari Otoritas Konservasi Harimau Nasional dan Kepala Konservator Hutan telah mendarat di Bandhavgarh untuk melakukan penyelidikan independen. Mereka diharapkan untuk mengajukan laporan awal dalam 10 hari ke depan.
Penyelidikan akan dilakukan untuk mencari tahu apakah kematian massal itu tidak disengaja atau disengaja.
“Ada penyelidikan untuk mengetahui apakah ini kasus keracunan,” kata seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya.
“Ada beberapa tanda tetapi kami baru bisa memastikannya setelah laporan postmortem keluar.”
PK Verma, wakil direktur Cagar Alam Harimau Bandhavgarh, menunjuk tanaman lokal, biji-bijian yang disebut Kodo, yang mungkin menimbulkan risiko bagi gajah dalam kondisi tertentu.
“Sementara kami memeriksa berbagai petunjuk, ada kemungkinan Kodo, yang dapat menjadi racun bagi gajah, mungkin turut berperan,” jelasnya.
Setelah kematian tersebut, otoritas taman menghancurkan tanaman Kodo di area tersebut sebagai tindakan pencegahan, membajak dan membakar biji-bijian yang berdiri.
Sebuah tim dokter hewan sedang melakukan penyelidikan terpisah.
“Sekarang ada tim dokter besar yang sedang menyelidiki kasus ini. Kami terutama merawat mereka untuk infeksi toksik. Obat-obatan tersebut didaftarkan melalui infus. Beberapa penduduk desa telah ditanyai tentang penggunaan pestisida pada tanaman millet kodo. Penduduk desa mengklaim bahwa tindakan itu tidak disengaja. Penyelidikan sedang berlangsung,” kata seorang pejabat satwa liar seperti dikutip oleh Express.
“Para ahli telah memberi tahu kami bahwa ada beberapa kasus gajah yang mati karena memakan millet kodo dan ada juga kasus yang berhasil diobati.”
Tim investigasi, yang melibatkan lebih dari 100 pejabat kehutanan yang didampingi oleh satu regu anjing, melakukan pemeriksaan sumber air di sekitar, memeriksa pola pergerakan kawanan, dan menilai tanaman dalam radius 5 km dari tempat gajah-gajah itu ditemukan. Mereka juga mengumpulkan sampel tanah dan tanaman dari sekitar.
Namun, penyelidikan terhambat oleh kehadiran kawanan gajah yang lebih besar dan lebih agresif serta tiga harimau di daerah tersebut.
Populasi gajah Bandhavgarh berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, bahkan menarik gajah-gajah bermigrasi dari negara bagian tetangga Chhattisgarh. Dikenal sebagai habitat idealnya, reputasi cagar alam ini sebagai tempat perlindungan gajah kini tercoreng oleh tragedi tersebut, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang pengelolaan satwa liar dan protokol perlindungan di kawasan tersebut.
(bnl/bnl)