Kamis, Mei 16


Jakarta

Pertanyaan ‘kapan kawin’ bukan satu-satunya beban yang dihadapi perempuan usia 30-an. Risiko pengeroposan tulang atau osteoporosis juga mengintai di usia tersebut.

Praktisi kesehatan dr Faisal Parlindungan SpPD-KR mengatakan, pemeriksaan kondisi tulang dibutuhkan di usia 30-an tahun karena osteoporosis tidak hanya menyerang lansia. Adanya gangguan hormon bisa menyebabkan kepadatan tulang menurun lebih cepat.

“Kepadatan tulang mencapai puncak, yaitu biasanya pada dekade ketiga pada usia 30-an, setelah itu dia mulai menurun,” tuturnya saat berbincang dengan detikcom baru-baru ini.


Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) dr Tirza Z Tamin, SpKFR(K) mengingatkan bahwa osteoporosis kerap tidak bergejala. Oleh karenanya, pemeriksaan sangat penting dilakukan sebelum kondisinya telanjur memburuk.

“Gejalanya apa? Kadang-kadang gak bergejala, tiba-tiba kok muncul nyeri pada area tulang belakang, panggul, dan persendian, ternyata pas diperiksa sudah patah akibat osteoporosis,” jelas dr Tirza.

Meski begitu, ada beberapa kondisi yang perlu diwaspadai sebagai tanda-tanda osteoporosis. Misalnya tinggi badan berkurang, salah satu penyebabnya adalah skoliosis yang bisa jadi merupakan tanda-tanda awal osteoporosis.

Selain dengan pemeriksaan, dr Faisal mengingatkan, perempuan sebaiknya mulai ‘menabung’ kesehatan tulang. Di antaranya dengan menjaga pola makan bernutrisi dan memperbanyak aktivitas fisik.

“Jadi sangat baik jika di usia muda kita menjaga kesehatan tulang istilahnya menabung kepadatan tulang dengan pola hidup sehat,” kata dr Faisal.

Simak Video “Berkendara Jauh saat Mudik, Penting untuk Istirahat dan Stretching
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Membagikan
Exit mobile version