Sabtu, Juli 6

Jakarta

Perkembangan kecerdasan buatan atau AI diramalkan pada akhirnya akan membuatnya jauh melampaui kecerdasan manusia dengan julukan AGI (artificial general intelligence). Namun kondisi yang terjadi saat ini tidak membuat senang Mark Zuckerberg, sang pendiri Facebook dan bos Meta.

Pria yang baru saja merayakan ultah ke-40 itu menganggap pesaingnya di industri AI sebenarnya menderita apa yang disebutnya sebagai khayalan Tuhan. Menurutnya, kompetisi yang terjadi seolah-olah menciptakan AI yang punya kemampuan seperti yang Maha Kuasa.

“Saya merasa sangat kecewa ketika orang-orang di industri teknologi berbicara tentang membangun satu AI yang sebenarnya. Seolah-olah mereka mengira mereka sedang menciptakan Tuhan atau semacamnya. Bukan itu yang kami lakukan. Saya rasa bukan begini caranya,” kata Zuckerberg.


Dia juga mengkritik pendekatan monopoli terhadap pengembangan AI. “Beberapa orang mengatakan bahwa akan ada satu-satunya AI besar yang dapat melakukan segalanya dan menurut saya hal tersebut tidak akan terjadi,” cetusnya, seperti dikutip detikINET dari PC Mag.

“Saya mengerti mengapa jika Anda berada di laboratorium AI, Anda ingin merasa bahwa apa yang Anda lakukan sangatlah penting, seperti ‘kita sedang membangun satu hal yang benar untuk masa depan. Tapi secara realistis, saya pikir bukan seperti itu cara kerjanya,” tambahnya.

“Ini tidak seperti hanya ada satu aplikasi di ponsel yang digunakan orang. Tidak ada satu pun kreator yang semua kontennya diinginkan orang, tidak ada satu aplikasi pun yang semua kontennya diinginkan orang, tidak ada satu bisnis pun yang orang ingin membeli semuanya,” lanjutnya.

Dia ada benarnya, meskipun dia sendiri melakukan apa yang dikritiknya itu. Facebook dimulai sebagai direktori online bagi mahasiswa untuk mengetahui seberapa keren teman sekelas mereka. Sekarang ia ingin mengetahui semua aktivitas sosial pengguna, pesan yang dikirim, teman kencan, pekerjaan, dan lainnya.

Namun apa yang sebenarnya mendorong komentar Zuckerberg itu kemungkinan adalah ketakutannya bahwa Meta semakin terpinggirkan di bidang AI. Mungkin saja ia menyindir OpenAI dengan produk andalannya yang populer, ChatGPT.

Misalnya saja, Apple baru-baru ini memilih untuk menggunakan OpenAI untuk teknologi AI-nya di iPhone, iPad, dan Mac. Itu mungkin saja akan membuat produk Meta menjadi kurang relevan.

(fyk/rns)

Membagikan
Exit mobile version