Minggu, September 29


Jakarta

Jika sedang berada di kawasan Setu Babakan, traveler bisa melipir sedikit ke Betawi Online Gallery. Salah satu aktivitasnya melihat langsung proses pembuatan ondel-ondel.

Salah satu maestro di balik kreasi boneka ikon Jakarta itu adalah Andi Triono. Dengan terampil, dia merakit rangka bambu hingga menjadi ondel-ondel.

Proses pembuatan ondel-ondel dimulai dengan ketelitian dalam memilih bambu ‘glondongan’. Bambu-bambu tersebut lalu dipotong dan dibentuk sesuai ukuran, diraut halus, dan dirakit dengan presisi.


Andi menjelaskan bahwa tahapan setelah pengeratan bambu adalah pembuatan lingkaran sebagai bagian awal dari rangka ondel-ondel dilanjutkan dengan perakitan rangka hingga pemakain baju ondel-ondel.

“Setelah jadi lingkarannya, kita buat badannya dengan proses yang sama di erat di mesin, diraut alus, dan diamankan supaya gak tajem lalu kita rakit. Kalau udah rakit badan baru kita buat pundakannya. Setelah udah kerakit satu pics ondel-ondel kita lem ujung-ujung kawat pengait rangkanya lalu kita bakar sisa-sisa bambu biar rapi, kita pasang pala ijuk, pasang rambut, terus rok terus kita oper ke toko buat dibajuin,” kata Andi.

Pembuatan badan ondel-ondel memang sangat rumit. Menurut Andi bagian tersulit dalam merakit rangka adalah proses pelengkungan bambu-bambu karena tak sedikit yang akhirnya berujung patah ketika prose pelengkungan. Belum lagi, bambu-bambu yang tajam bisa kapan saja melukai tangan-tangan perajin.

“Sebetulnya semua rumit, tapi yang susah itu nekuk seperti itu. Kalau yang masih pemula mungkin patah kalau yang udah terbiasa lama-lama bisa. Badan juga sama kalau lagi ditekuk gini patah,” kata Andi.

Bagian lain yang tak boleh dilewatkan adalah proses pembuatan topeng ondel-ondel. Bagian ini Wawang Sunarya ahlinya.

Wawan, yang juga salah satu perajin topeng ondel-ondel di Betawi Online Gallery, membuat berbagai ukuran topeng dengan variasi ekspresi yang bisa juga diminta sesuai keinginan pelanggan.

Wawang Sunarya, perajin topeng ondel-ondel di Setu Babakan (Natasha Kayla Ananta/detikcom)

“Kita membuat topeng ondel-ondel dengan berbagai ukuran, mulai dari 7cm hingga 2.5 meter,” kata Wawang.

Proses pembuatan topeng ondel-ondel tak kalah rumit. Dimulai dengan pencetakan, pengamplasan, penyemprotan, dan pewarnaan. Wawang menggunakan cat minyak untuk menghasilkan warna yang cerah dan tahan lama.

Menurut Wawang, tantangan dalam membuat topeng ondel-ondel adalah ketelitian dan cuaca. Cuaca mendung tentu dapat menghambat berbagai proses pengeringan topeng.

“Kesulitan sih mungkin kalau yang belum terbiasa karena pake kuas kan agak tremor tangannya, kendala cuaca juga kalau lagi mendung gini agak lama pengeringannya, kalau musim panas cepet kita ngejemur,” kata dia.

Berbagai ukuran ondel-ondel dapat ditemukan di sini mulai dari 75cm hingga 2.5 meter. Namun juga terdapat variasi ondel-ondel lainnya dalam bentuk yang lebih kecil seperti gantungan kunci, boneka, diy kit, dan ondel-ondel dari sampah kok dan botol bekas. Tentunya harga yang ditawarkan juga bervariasi berdasarkan jenis dan kesulitannya.

Dalam rangka Hari Ulang Tahun Jakarta ke-497 para perajin juga berharap agar kebudayaan ondel-ondel dapat tetap lestari dan terus eksis hingga masa yang akan datang.

Mudah-mudahan budaya kesenian budaya ini terus berkembang dan jangan sampai diambil dan dimiliki negara lain dan harus tetap dilestarikan,” kata Andi.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version