Jumat, Oktober 11


Jakarta

Faunaland Ancol, Jakarta, menjadi tempat hidup binturong yang dijaga oleh pawang Abdul Aziz. Seperti apa ya suka duka menjadi keeper binturong di sana?

Faunaland yang terletak di Ecopark, Ancol, Jakarta Utara memelihara binturong, satwa mirip musang dan memiliki karakteristik unik, seperti tubuh yang berbulu lebat dan ekornya yang panjang. Binturong itu memiliki penjaga khusus, Abdul.

Pada 24 September, detikTravel berkesempatan mengunjungi Faunaland dan menuju area binturong. Saat itu, Abdul memperkenalkan diri dan binturong yang dijaganya. Dia kemudian menjelaskan kepada pengunjung mengenai kebiasaan binturong dan pentingnya konservasi.


Tanpa takut dan ragu, menunjukkan betapa dekatnya ia dengan satwa tersebut serta memberikan pengetahuannya yang mendalam tentang perilaku dan karakter binturong.

“Franky… Frankkk.. Franky,” Abdul memanggil lembut seekor binturong berwarna dominasi hitam keabu-abuan yang sedang ia gendong di pergelangan lehernya.

Dengan penuh kasih sayang mengarahkan perhatian pengunjung kepada satwa lucu tersebut, sambil memberikan buah-buahan, lalu Franky dengan antusias mulai mengunyah buah-buahan yang diberikan oleh Abdul, menunjukkan seberapa nyaman dan akrabnya hubungan antara keeper dan binturong itu di tengah suasana ceria yang mengelilinginya.

“Binturong sih lebih suka dikasih makan, emang tukang makan, karena memang dia makannya juga banyak, apalagi dikasih mangga kesukaan dia, juga bisa digendong-gendong. Dia nggak suka dipegang buntutnya, apalagi ditarik-tarik, karena buntutnya termasuk jadi kaki kelimanya jadi dia risih aja,” kata Abdul.

Abdul menjelaskan Franky, si binturong itu, bereaksi saat ekornya ditarik, sebagai respons perlindungan diri karena merasa terganggu. Abdul juga menjelaskan kebiasaan lain si Franky.

“Kalau digendong kemudian buntutnya melingkar di leher, itu tanda Franky bukan mencekik, tapi dia takut jatuh,” ujar Abdul.

Abdul dan si binturong Franky telah bertemu di Faunaland sejak Franky berusia 5 atau 6 bulan. Franky merupakan hasil breeding (pembiakan) yang dilakukan di Faunaland dan menjadi salah satu dari total 6 ekor binturong yang ada di sana.

“Di sana sama, binturong juga, cuma khusus di display di kandang. Kalau si Franky khusus buat di pegang-pegang jinak, di kita sudah ada breedingnya sudah berhasil anaknya dua ekor,” ujar Abdul.

“Jadi kita berhasil breeding binturong jawa disini, sebenernya sih banyak ya, yang selanjut-selanjutnya kejadian anaknya, tiba-tiba mati seperti kucing aja ga semuanya hidup. tapi yang berhasil ada,” Abdul menambahkan.

Abdul menceritakan rutinitasnya sebagai penjaga satwa binturong, mulai kerja dari pukul 08.00 sampai 17.00 WIB. Ia datang sebelum operasional buka untuk memastikan binturong kesayangannya dalam keadaan sehat. Jika ada satwa yang sakit akan pantau terlebih dahulu, lalu mengecek semua kesehatan.

“Dilihat dari nafsu makannya, nafsu makan dia bagus, dia makannya mau jadi kalau dari sifat rakusnya dia ga ada mungkin ada yang dia rasa entah itu dari pencernaannya atau yang lainnya itu langsung kita info dokter langsung di check seperti itu sih kita tektokan aja ke dokter,” Abdul mengungkapkan.

Menjadi penjaga satwa ternyata sangat disukai oleh Abdul, karena selain memperoleh ilmu baru, ia juga dapat menyalurkan hobi, ilmu dan kecintaannya terhadap hewan, menjadikannya pengalaman yang mengesankan.

“Karena memang basic dari saya awalnya memang suka hewan, jadi hewan-hewan yang ada sejak saya sekolah kita ke hewan-hewan yang khusus, kaya hewan seperti primata, burung, maupun karena memang itu dari diri saya sendiri basic ilmu saya dari hewan juga,” Abdul menjelaskan.

Menjadi keeper binturong merupakan profesi yang tak mudah dan penuh dengan tantangan. Setiap hari membawa pengalaman baru, mulai dari interaksi dengan satwa yang menunjukkan sisi keunikannya hingga rasa puas saat berhasil merawat dan menjaga kesehatan satwa.

Di Faunaland, jumlah keeper yang terlibat dalam perawatan satwa mencapai sekitar 12 orang, yang terdiri dari empat orang untuk burung, dua orang untuk primata, tiga orang untuk herbivora, dua orang untuk karnivora, dan satu orang untuk reptil. Meskipun mas Abdul merupakan satu-satunya yang berfokus secara langsung dalam menjaga dan merawat satwa binturong, namun seluruh divisi lainnya juga memiliki peran penting dan bertanggung jawab dalam memastikan kesejahteraan serta pemeliharaan satwa di Faunaland secara keseluruhan.

Saat ditanya suka duka dalam menjadi keeper binturong, Abdul memberikan jawaban yang menyentuh.

“Bicara terkait suka duka menjadi keeper binturong itu, sukanya bagaimana merawat makhluk hidup dengan baik, tak hanya kecintaan dengan hewan. Sampai satwa melahirkan di sini menambah poin plus karena seolah kami turut berperan agar mereka tidak punah dan selalu dalam keadaan sehat,” kata Abdul.

“Duka yang saya rasakan saat satwa sakit dan mati ada rasa kehilangan karena ditinggal makhluk hidup yang telah dirawat dengan penuh kasih sayang,” ujar Abdul.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version