Kamis, Januari 9


Tokyo

Melemahnya mata uang yen membuat turis dunia datang ke Jepang. Sebaliknya, warga negeri sakura justru beramai-ramai berlibur ke negara ini.

Dilansir dari Asahi Shimbun pada Selasa (7/5/2024), tercatat 6.000 keberangkatan orang dari Jepang ke Turki. Jumlah itu meningkat 106% dari angka pada bulan yang sama pada tahun 2019.

Menurut data dari JTB Tourism Research and Consulting Co, angka tersebut naik mencapai 8.000 orang pada bulan Februari, naik 110% dari periode yang sama tahun 2019.


Secara keseluruhan, sekitar 1,22 juta orang Jepang berangkat ke luar negeri pada bulan Maret, angka itu sekitar 63% dari jumlah di bulan yang sama pada tahun 2019.

Kenaikan jumlah orang Jepang ke Turki itu ditengarai disebabkan dua hal, yakni melemahnya yen terhadap USD dan menguatnya yen terhadap lira. Ya, berbeda dengan pergerakan yen terhadap dolar, mata uang Jepang justru menguat terhadap mata uang lira. Saat ini, mata uang lira berada pada level terendah dalam 10 tahun terakhir.

Kenaikan harga global telah meningkatkan biaya hotel dan tiket pesawat, sehingga membuat biaya perjalanan mahal bagi warga Jepang. Turunnya mata uang lira dianggap sebagai berkah.

Pada tanggal 26 April, antrean panjang terbentuk di konter check-in di Bandara Internasional Kansai. Mereka hendak terbang ke Turki.

“Saya memutuskan ke mana saya harus pergi setelah mempertimbangkan dampak nilai tukar. Sulit untuk mengunjunjungi Eropa dan AS sekarang,” ujar seorang wanita Jepang.

Perwakilan dari perusahaan perjalanan yang berbasis di Tokyo mengatakan bahwa melemahnya lira membuat warga Jepang dapat liburan dengan harga yang bagus.

“Pemesanan sangat kuat dan laju peningkatannya meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan laju sebelum pandemi tahun 2019,” dia menambahkan.

Meskipun jumlah kursi pesawat yang tersedia untuk perjalanan internasional belum kembali ke tingkat sebelum pandemi, penerbangan langsung antara Istanbul dan Bandara Kansai meningkat dari empat kursi per minggu menjadi tujuh per minggu pada musim semi ini.

Akses ke Turki juga meningkat bersamaan dengan penerbangan dari bandara Narita dan Haneda

Pemerintah Turki menyebutkan jumlah wisatawan asing ke negaranya pada tahun 2023 mencapai rekor tertinggi yaitu 56,7 juta orang.

Seorang perwakilan dari Institut Penelitian Jepang mengatakan industri pariwisata juga harus mengingat Argentina dan Mesir, yang mata uangnya terdepresiasi terhadap yen karena gejolak ekonomi dalam negeri.

Menurut perkiraan JTB yang dirilis pada bulan Mei, jumlah orang Jepang yang bepergian ke luar negeri selama liburan Golden Week akan berjumlah sekitar 80 hingga 90 persen dari jumlah sebelum pandemi.

Simak Video “Keluhan Warga Jepang Imbas Melemahnya Yen
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/fem)

Membagikan
Exit mobile version