Minggu, Desember 1


Jakarta

Sebanyak 44 keluarga warga kolong Tol Angke telah dipindahkan ke Rusun Rawa Buaya, Jakarta Barat. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) pun mengapresiasi seluruh jajaran yang telah merealisasikan pemindahan warga kolong tol ke hunian yang lebih layak.

Dalam kesempatannya itu pula, Ara bertanya kepada beberapa warga kolong Tol Angke yang menempati Rusun Rawa Buaya. Salah satunya Yani.

Yani merupakan warga yang tinggal di kolong Tol Angke. Ia mengatakan anak dan cucunya lahir dan besar di kolong tol.


“Anak Ibu lahirnya di kolong juga?” tanya Ara.

“Iya, ini umur sudah 23 tahun dan sekarang dia punya anak. Jadi sudah tiga generasi, Pak,” kata Yani.

“23 tahun lahir di kolong dan anaknya juga di kolong. Per hari ini tidak di kolong lagi. Ya mudah-mudahan pahala buat Bapak Menteri semuanya,” lanjut Ara.

Yani pun mengaku senang bisa pindah ke Rusun Rawa Buaya yang lebih layak untuk anak dan cucunya. Senada dengan Yani, warga bernama Neti mengaku senang dapat pindah ke rusun.

Ia bersama keluarganya sudah tinggal di kolong tol selama lebih dari 10 tahun. “Senang sekali bisa pindah. Saya sudah 10 tahun lebih di kolong,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan apresiasi kepada jajarannya itu. Ia pun menyoroti masih banyak warga yang puluhan tahun harus hidup di kolong tol.

“Untuk pertama kalinya bagi saudara-saudara kita yang bukan hanya tahunan, tapi 3 generasi hidup dengan penuh keterbatasan. Kita-kita yang tidak pernah merasakan hidup di kolong jembatan tentu tidak bisa pura-pura memahami, bagaimana situasi,” kata AHY.

“Pagi, siang, malam dalam rasa cemas, takut, rasa tidak nyaman dengan banyak sekali tantangan secara ekonomi, tapi kalau kita dengarkan testimoni satu per satu, kita mungkin berkaca-kaca mata kita,” lanjutnya.

(bel/azh)

Membagikan
Exit mobile version